PanenTalks, Sleman – Angka kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di berbagai daerah masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Menyadari urgensi tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah preventif dengan membekali 10.000 penjamah pangan di 12 kabupaten/kota melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penjamah Pangan, yang digelar serentak.
Salah satu wilayah pelaksanaan bimtek adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang mencatat 1.000 peserta dari berbagai unsur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Kegiatan ini diadakan sebagai respons terhadap potensi meningkatnya kasus keracunan pangan akibat pengelolaan makanan yang tidak higienis di tingkat layanan publik.
Direktur Penyedia dan Penyaluran Wilayah II BGN, Dr. Nurjaeni, menekankan bahwa penjamah pangan merupakan garda depan dalam menjamin keamanan makanan yang disalurkan kepada masyarakat.
“Keamanan pangan dimulai dari tangan-tangan penjamah pangan yang kompeten. Melalui kegiatan ini, BGN memastikan seluruh unsur pelaksana SPPG memahami prinsip higienitas, sanitasi, serta pengendalian risiko pangan di setiap tahap pelayanan,” ujar Dr. Nurjaeni, Senin, 13 Oktober 2025.
Menurut Nurjaeni, para peserta bimtek dibekali pelatihan tentang prinsip dasar keamanan pangan, pencegahan kontaminasi silang, serta penyimpanan bahan makanan yang sesuai standar.
Para penjamah pangan juga diperkenalkan pada platform pembelajaran Learning Management System (LMS) Penjamah Pangan untuk menunjang pembelajaran berkelanjutan.
Program ini hadir tidak hanya sebagai bentuk peningkatan kapasitas SDM, tetapi juga sebagai bagian dari strategi besar dalam menekan angka KLB keracunan pangan, yang masih terjadi di beberapa wilayah, terutama di area layanan komunitas seperti dapur umum, sekolah, dan rumah sakit.
“Bimtek ini menjadi langkah nyata BGN dalam membangun budaya kerja higienis dan aman di seluruh lini layanan gizi, sekaligus memperkuat sistem keamanan pangan dari tingkat lokal hingga nasional. Program ini diharapkan dapat berkontribusi pada penurunan risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di masyarakat,” ucapnya.
Sebanyak 10.000 penjamah pangan dari 12 wilayah, termasuk Kabupaten Bandung Barat, Garut, Banyumas, hingga Jakarta Utara dan Sleman, menerima sertifikat kompetensi resmi dari BGN setelah mengikuti pelatihan ini. Hal ini menjadi tonggak penting dalam menciptakan layanan pangan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman dan terpercaya.
“Dengan tersertifikasinya 10.000 penjamah pangan dari unsur SPPG di 12 kabupaten/kota, kita memperkuat sistem pelayanan gizi yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman dan terpercaya bagi masyarakat,” ungkap dia. (*)