PanenTalk, Denpasar – Data tahun 2024 mencatat rekor kunjungan wisatawan Australia ke Bali yang mencapai 1,5 juta orang.
Konsulat Jenderal (Konjen) Australia di Bali, di bawah kepemimpinan Ms. Jo Stevens, baru-baru ini melakukan pertemuan penting dengan Gubernur Bali, Wayan Koster, di Jayasabha (8/5/2025).
Pertemuan ini menyoroti eratnya hubungan antara Australia dan Bali, terutama dalam sektor pariwisata yang menjadi primadona Pulau Dewata.
Ms. Jo Stevens menyampaikan apresiasi penuh atas visi Gubernur Koster dalam mengembangkan pariwisata Bali yang berkelanjutan. Dukungan ini bukan tanpa alasan, mengingat data tahun 2024 mencatat rekor kunjungan wisatawan Australia ke Bali yang mencapai 1,5 juta orang.
Angka fantastis ini menunjukkan betapa Bali sangat dicintai dan dinikmati oleh warga Negeri Kanguru.
“Bali adalah tempat yang spesial bagi warga kami,” ungkap Ms. Stevens, menegaskan tingginya minat warga Australia untuk menghabiskan liburan di pulau ini.
Lebih lanjut, Konjen Stevens mengungkapkan keterlibatan aktif pihaknya dalam membantu sosialisasi kebijakan Pungutan Wisatawan Asing atau “tourism levy”. Kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2023 ini bertujuan untuk melindungi kebudayaan dan lingkungan alam Bali.
“Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Bali untuk mensosialisasikan tourism levy dan ingin memastikan pariwisata Bali bisa berkembang lebih baik lagi,” jelasnya. Keterlibatan ini menunjukkan komitmen Australia untuk turut menjaga keberlangsungan kualitas pariwisata Bali.
Menyadari tingginya minat warga Australia untuk berlibur di Bali, Konjen Stevens menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Provinsi Bali. Pihaknya juga aktif menyampaikan informasi terkini mengenai regulasi di Bali kepada warganya. “
“Kami selalu menegaskan pada warga kami apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan di Bali. Ada aturan yang kami tunjukkan dan tegaskan pada mereka untuk bersikap dengan baik, menghormati budaya lokal, dan tidak menimbulkan masalah demi liburan yang menyenangkan,” tegasnya.
Ke depan, Australia memiliki niatan kuat untuk terus meningkatkan kerja sama jangka panjang yang erat dengan Bali. Kerja sama ini mencakup berbagai bidang, mulai dari pendidikan, pariwisata, hingga budaya. Selain itu, program kemitraan pembangunan dan pendalaman keterlibatan ekonomi juga menjadi fokus utama.
“Karena kami sadar bahwa Bali adalah tujuan utama bagi warga kami untuk berwisata, lalu juga dengan banyaknya komunitas warga kami di Bali dan itu menunjukkan pentingnya hubungan Australia dengan Bali,” imbuh Ms. Stevens.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menyambut baik dukungan dan komitmen dari Konsulat Jenderal Australia. Beliau menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pariwisata Bali selama masa kepemimpinan periode keduanya, berlandaskan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun yang telah dimulai pada tahun 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Koster memaparkan sejumlah prioritas untuk mewujudkan pariwisata berkualitas dan berbasis budaya.
Prioritas tersebut meliputi pembangunan infrastruktur transportasi yang efektif untuk mengatasi kemacetan di sentra pariwisata, penanganan masalah sampah melalui Gerakan Bali Bersih Sampah (termasuk pelarangan botol plastik di bawah 1 liter), serta penertiban oknum wisatawan asing yang bermasalah melalui kerja sama dengan pihak imigrasi untuk deportasi bagi pelanggar visa dan penegakan hukum bagi pelaku kriminal.
Selain itu, Gubernur Koster juga menekankan komitmen Bali untuk mandiri dalam energi dengan mendorong penggunaan energi bersih dan terbarukan guna menunjang industri pariwisata dan kebutuhan masyarakat secara umum.
Gubernur Koster menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Konsul Jenderal Australia atas tingginya angka kunjungan wisatawan Australia ke Bali. “Bahkan saya banyak dengar bahwa wisatawan asal Australia menganggap Bali sebagai rumah keduanya,” ujarnya dengan nada apresiatif.
Pertemuan yang berlangsung hangat ini diakhiri dengan pemberian kain endek khas Bali dan cinderamata berupa arak Bali kepada Konjen Stevens, sebagai simbol eratnya persahabatan dan kerja sama antara Bali dan Australia. (*)