PanenTalks, Yogyakarta – Tinggal di asrama, para siswa Sekolah Rakyat (SR) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menghadapi berbagai tantangan baru. Mereka harus menyesuaikan diri dengan pola hidup berasrama.
Sejak resmi masuk pada 14 Juli 2025, adaptasi para siswa belum sepenuhnya berjalan mulus.
Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, menyampaikan bahwa kebiasaan lama di rumah menjadi hambatan paling besar. Utamanya dalam hal menjaga kebersihan diri dan pengaturan pola istirahat.
“Masalah mandi dan tidur teratur itu masih menjadi hal yang sulit buat mereka,” ujar Endang.
Keran Air Jebol
Salah satu masalah yang muncul adalah kondisi keran air yang banyak rusak sejak hari pertama siswa menghuni asrama.
“Malam pertama menginap itu sudah banyak keran yang jebol,” ujar Endang.
Kerusakan ini, menurutnya, salah satunya sepeti siswa yang tidak biasa menggunakan fasilitas shower. Selain itu, perbedaan fasilitas toilet menjadi kendala tersendiri.
Beberapa siswa yang biasa memakai WC jongkok di rumah merasa kesulitan dengan WC duduk yang ada di asrama seperti di SR 20 Sleman. Sementara SR 19 Bantul menyediakan dua jenis toilet.
“Ada yang tidak bisa ke belakang karena, ya, itu tadi. Mungkin (fasilitas toilet yang ada) di rumah berbeda,” kata Endang menjelaskan.
Selain itu, penyesuaian pola tidur menjadi perhatian. Banyak siswa masih terbiasa tidur larut malam. Akibatnya mereka sulit mengikuti jadwal asrama yang mengharuskan masuk kamar pukul 21.00 dan bangun pukul 04.30 pagi.
“Sekarang mereka harus masuk kamar pukul sembilan malam, bangun jam setengah lima pagi. Itu bukan hal mudah,” ujar dia menambahkan.
Perkembangan Positif
Meski menghadapi kendala, Endang menilai perkembangan positif sudah mulai tampak berkat pendampingan dari wali asuh. Program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang berjalan selama dua bulan menjadi langkah strategis membantu siswa beradaptasi secara bertahap.
“(Selama MPLS) mereka mendapat pemberitahuan dan pendampingan. Ketika ada kesulitan apa, ngeluhnya ke wali asuh,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SR Menengah Atas 19 Bantul, Agus Ristanto, menyampaikan bahwa siswa masih mendapat pembekalan.
Materi seperti wawasan kebangsaan dan baris-berbaris mendapat bimbingan dari Kodim. Sementara Bhabinsa menyampaikan edukasi tentang bullying. Pengawasan pola tidur juga semakin ketat.
Untuk memastikan keamanan dan ketertiban, tim gabungan dari PIC kementerian, Binmas, dan Bhabinsa rutin melakukan patroli malam.
“Secara umum siswa sudah beradaptasi dengan tata aturan di SR,” kata Agus. (*)