Kamis, Oktober 2, 2025

Aksi Bersih Pedagang Meriahkan Gumregah Merti Uwuh Malioboro

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Kawasan Malioboro, ikon wisata Kota Yogyakarta, penuh semangat gotong royong pada Jumat, 22 Agustus 2025. Lebih dari 500 pedagang dari Teras Malioboro turut serta dalam aksi bersih-bersih jalanan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian acara Gumregah Merti Uwuh Malioboro #4 Tahun 2025.

Kegiatan Gumregah Merti Uwuh Malioboro merupakan bagian dari peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Tidak sekadar kegiatan simbolis tahunan, aksi yang dikenal sebagai ‘resik-resik Malioboro’ ini menjadi bentuk kontribusi nyata pelaku UMKM.

Mereka aktif membantu mengatasi persoalan sampah yang masih menjadi tantangan di pusat keramaian wisata tersebut.

“Ini adalah kegiatan keempat yang kita laksanakan. Gumregah Merti Uwuh Malioboro merupakan rangkaian dari pitulasan,” ujar Hellen, salah satu penggerak kegiatan.

“Jadi ada beberapa pelaksanaan rangkaian untuk tenant-tenant. Termasuk kegiatan resik-resik Malioboro,” katanya lagi.

Memungut Sampah di Pedestrian Malioboro

Para pedagang dibagi menjadi beberapa kelompok dan kemudian mnyebar di sepanjang jalur pedestrian Malioboro. Mereka memungut berbagai jenis sampah, dari plastik, sisa makanan, hingga limbah kemasan.

Hasilnya, mereka mengumpulkan berkarung-karung penuh sampah. Beberapa kantong bahkan sempat jebol karena isi sampah yang berat. Mereka pun langsung mengganti dan melanjutkan aksi kebersihan secara tertib.

Menurut Hellen, kegiatan ini tidak hanya menunjukkan semangat kebersamaan. Ini juga memperlihatkan peran penting Teras Malioboro sebagai ruang publik berbasis masyarakat. Ia menekankan pentingnya transformasi perilaku masyarakat dalam menghadapi masalah lingkungan.

“Teras Malioboro adalah contoh konkret ruang publik berbasis masyarakat yang telah berhasil mentransformasikan perilaku konsumtif menjadi produktif, dan sikap pasif menjadi aktif,” ucapnya.

Tidak berhenti di situ, Hellen juga menjelaskan mereka kemudian memilah sampah dan diolah melalui sistem bank sampah mandiri milik Teras Malioboro.

“Sampah kami olah sendiri karena kami memiliki bank sampah di Teras Malioboro. Jadi kami bukan hanya sekadar membersihkan. Kami juga mengolahnya menjadi produk-produk yang berdaya guna dan bermanfaat bagi tenant-tenant,” ujarnya.

Hellen, lebh lanjut, mengatakan, “Teras Malioboro mungkin satu-satunya pasar di Indonesia yang ada pengelolaan sampah mandiri. Kami sudah mengelola sampah. Bahkan dari sumbernya, kami sudah pilah-pilah.”

Selain kegiatan resik-resik, rangkaian Gumregah Merti Uwuh menggelar sejumlah kegiatan, seperti edukasi lingkungan bertajuk 5 Langkah Maju MAS JOSS. Ada pula layanan cek kesehatan gratis, dan pasar murah sembako hasil kolaborasi dengan Bulog.

Contoh Pengelolaan Ruang Publik

Apresiasi datang dari Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi. Menurut dia Teras Malioboro telah menjadi contoh baik dalam pengelolaan ruang publik dan pelibatan masyarakat.

Gumregah Merti Uwuh adalah wujud nyata dari inovasi pelayanan publik yang berkelanjutan,” kata Siwi.

Inisiatif seperti ini bukan hanya memperkuat karakter UMKM. Ini juga membentuk pola pikir tenant yang sadar lingkungan. Ini bukan sekadar kegiatan, tapi gerakan perubahan,” tutur dia.

Ia menambahkan, kegiatan semacam ini dapat memperkuat posisi Teras Malioboro sebagai kawasan wisata yang tidak hanya produktif, tetapi juga berkelanjutan dan inovatif.

Menurutnya, Gumregah Merti Uwuh punya potensi besar untuk hadir ke tingkat nasional melalui ajang-ajang seperti Innovation Government Award (IGA) dan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP). (*)

Read more

Local News