PanenTalks, Yogyakarta – Tantangan profesi akuntansi di era digital semakin besar kehadiran kecerdasan buatan (AI) menuntut pendidikan akuntansi agar adaptif mengikuti perkembangan zaman.
Hal ini mengemuka dalam kick-off gelaran Aspiring Professional Accountants Festival (APAFest) 2025 di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Kampus MM FEB UGM.
Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Dr. Supriyadi, M .Sc. menyebutkan tantangan profesi akuntansi ke depan sehingga perlu adanya tindakan mempersiapkan hal tersebut.
“Sehingga dalam penanganannya, pendidikan akuntansi harus dinamis dan mengikuti perkembangan sehingga menghasilkan lulusan mumpuni,” ujar Supriyadi.
Selaras dengan hal tersebut, Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (DPN IAI) Ardan Adiperdana menegaskan, komitmen IAI untuk membentuk pendidikan akuntansi.
Ardan berpandangan, AI dan data analitik telah membawa perubahan dalam profesi akuntansi sehingga akuntansi perlu menjadi sebuah profesi dinamis. Profesi akunta harus tetap menjadi pilihan karier di masa depan.
Dia menilai, kehadiran mahasiswa dan dosen sebagai bentuk komitmen universitas dalam membentuk pendidikan akuntansi.
“Harapannya bahwa akuntan dapat terus memainkan peran kunci dalam strategi bisnis, manajemen keuangan, dan kepatuhan terhadap regulasi.
Kegiatan APAFest 2025 menjadi momentum penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IAI dengan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah. Kerja sama untuk memperkuat pengembangan kapasitas, penelitian, dan pengembangan profesional dalam ekosistem akademik.
APAFest 2025 kali ini mengusung tema “Akuntan Siap Masa Depan: Menavigasi Tantangan Global”. Presiden IFAC, Jean Bouquot mengatakan, membawa kontribusi untuk meningkatkan kapasitas pendidikan akuntansi dan mendorong kemajuan profesi akuntansi. (*)
Editor : Hendrati Hapsari