PanenTalks, Demak – Tantangan mencapai swasembada pangan di Provinsi Jawa Tengah adalah alih fungsi lahan pertanian.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, dari sekira 1.049.661 hektare lahan pertanian di Jateng dari tahun ke tahun berkurang 62 ribu hektare.
“Artinya menjadi sekira 987.468 hektare,” kata Taj Yasin, di Kabupaten Demak, Rabu 15 Oktober 2025.
Dengan kondisi itu, kata dia, perlu strategi dan kebersamaan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi. Dalam hal ini, dari sisi perbaikan infrastruktur pengairan, pemanfaatan teknologi pertanian, teknik penanaman, mengatasi hama dan lainnya.
Dia mengharapkan, pemanfaatan teknologi pertanian akan mengurangi biaya pengeluaran petani. Kemudian pemerintah telah menetapkan harga gabah kering panen (GKP) Rp6.500 per kg, untuk meningkatkan pendapatan petani.
“Kalau itu tercapai saya rasa kekhawatiran ketahanan pangan di Jawa Tengah ini juga akan teratasi. Masyarakat yang banyak meninggalkan lahan atau meninggalkan pertanian akan kembali mereka bertani lagi,” ucapnya.
Direktur Utama Saprotan Utama, Markus Wibowo mengungkapkan, luas area pertanian padi di Kabupaten Demak berkisar 130 ribu-150 ribu hektare.
“Artinya bila petani bisa mendapat pendampingan dan meraih panen padi GKP rata-raya 10 ton per hektare per musim tanam, maka Kota Wali akan menjadi potensi lumbung pangan di Jateng,” kata dia. (*)