Sabtu, September 27, 2025

Anomali Pertanian di Bantul: Produktivitas Tinggi saat Krisis Lahan

Share

PanenTalks, Bantul – Bupati Bantul Abdul Halim menyebut alih fungsi lahan terus terjadi namun meski mengalami penyusutan LP2B, justru terjadi peningkatan produktivitas pertanian.

Tren penyusutan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Bantul terus terjadi setiap tahun.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyebut saat ini LP2B di Bantul tersisa 14.000 hektare.

“Luas LP2B tinggal sekitar 14.000 hektare dan terus berkurang. Tapi anehnya, surplus komoditi pertanian justru naik,” ujar Halim, Senin (12/5).

Abdul Halim menyebut alih fungsi lahan tersebut terjadi ke perumahan, sekolah, kos-kosan, dan sektor ekonomi lainnya. Menariknya, meski alami penyusutan LP2B, peningkatan produktivitas pertanian justru terjadi di Bumi Projotamansari tersebut.

Menurutnya, Bantul mencatat surplus beras sebesar 55.000 ton pada 2024, meski luas lahan pertanian makin terbatas. Ia justru mempertanyakan apakah yang perlu dijaga adalah luas lahan atau produktivitasnya? “Kalau ada alih fungsi untuk sektor industri dengan nilai tambah tinggi, Insyaallah masih bisa ditoleransi,” imbuhnya.

Kepala Bidang Pengendalian, Pengawasan, dan Pembinaan Dispetaru Bantul, Sri Retnaningsih menyebut berdasarkan Perda No.10/2023, luas LP2B yang ditetapkan mencapai 12.831 hektare, dengan tambahan cadangan 5.942 hektare.

Ia mengakui bahwa alih fungsi lahan terus terjadi di Bantul, tetapi tidak ada alih fungsi di zona LP2B. “Tidak ada temuan karena kami sudah punya aturan pelayanan perizinan. LP2B itu tidak boleh ada aktivitas perumahan,” kata dia.

Pihaknya juga memastikan bahwa LP2B dan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) telah dikunci lewat Perda dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), sehingga aktivitas non-pertanian tidak diperbolehkan di kawasan tersebut. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News