Senin, Agustus 18, 2025

Atasi Banjir dengan Pembangunan 1.000 Titik Sumur Resapan

Share

PanenTalks, Semarang – Pemerintah Kota Semarang berupaya mengatasi banjir dengan membangun 1.000 titik sumur resapan.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, setiap pembangunan sumur resapan menjadi langkah konkret mengurangi risiko banjir kerap melanda wilayah Semarang bawah.

“Nanti yang daerah bawah, akan dibantu dengan program yang lain, misalnya di tiap-tiap rumah dibuatkan biopori,” kata dia, Minggu 10 Agustus 2025.

Dia menilai, sumur resapan di area pemukiman dengan ruang hijau tertutup untuk bangunan. Oleh sebab itu, pembuatan sumur resapan untuk penampung air. Program ini merupakan bagian dari implementasi strategi Zero Delta-Q bertujuan mengendalikan limpasan air hujan di hulu. Meliputi kawasan Semarang atas seperti Banyumanik, Gunungpati, Mijen, dan Ngaliyan sebelum mengalir ke wilayah hilir.

“Jika program 1.000 sumur resapan merupakan upaya kongkret Pemerintah Kota Semarang dalam mengurangi risiko banjir,” tegas dia.

Acara peluncuran 1.000 sumur resapan bersamaan penyerahan secara simbolis kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). Di samping, penyerahan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada warga membutuhkan.

“Program ini dapat berjalan sukses dengan adanya sinergi dari seluruh pihak,” kata dia.

Pemkot Semarang, kata dia, juga mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) melalui program Kemplingsemar di 1.530 titik se-Kota Semarang. Gerakan Pangan Murah ini merupakan kolaborasi Pemerintah Kota dengan Bulog, Bank Indonesia dan dinas terkait untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan. Hal ini menunjukkan Kemplingsemar (Ketahanan Pangan Keliling Kota Semarang) sangat efektif.

“Alhamdulillah, dengan adanya gerakan ini, kemarin diumumkan pada High Level Meeting se-Indonesia bahwa kota Semarang proses pengendalian (inflasinya) yang paling hebat,” kata dia.

Sebagai informasi, program ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Program menyasar empat titik RW per hari hingga akhir tahun 2025 dengan menggunakan delapan unit mobil keliling.

Sistem distribusi berbasis data dan pemantauan lapangan sehingga mobil segera terjun ke lokasi terpantau mengalami lonjakan harga signifikan. Ia menyebut kehadiran Kempling Semar juga berfungsi sebagai operasi pasar harian. (*)

Read more

Local News