PanenTalks, Karangasem – Pemerintah Provinsi Bali, bersama Kepala Perangkat Daerah dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, meluncurkan Gerakan Tanam (Gertam) Padi Gogo di Subak Abian Giri Lestari, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem belum lama ini.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering di Bali.
Padi varietas Inpago 9 yang ditanam memiliki produktivitas 6,9 ton per hektar, melampaui rata-rata nasional yang hanya mencapai 5,4 ton per hektar.
Potensi Besar Lahan Kering
Provinsi Bali sendiri memiliki luas lahan sawah produktif sebesar 68.560 hektar, sementara potensi lahan kering mencapai 281.902 hektar. Dari jumlah tersebut, 18,71% atau sekitar 52.571 hektar berada di Kabupaten Karangasem.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, I Wayan Sunada, menargetkan perluasan tanam padi gogo hingga 128 ribu hektar pada 2024 dan meningkat menjadi 155 ribu hektar pada 2025.
Sementara itu, I Ketut Sedana Merta, Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem, menyebutkan bahwa wilayahnya memiliki 54 ribu hektar lahan kering dengan potensi besar, salah satunya Subak Abian Giri Lestari yang lokasinya dekat Pantai Virgin Beach.
Namun, ia mencatat bahwa pengelolaan lahan tanam masih dilakukan secara manual menggunakan sapi, yang memakan waktu lebih lama.
Sinergi dan Stabilitas Harga
Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Ia menekankan bahwa gerakan ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjaga stabilitas harga.
Inflasi Bali pada 2024 berada pada angka 2,34% (yoy), masih dalam rentang target nasional sebesar 2,5±1%. Menurut Erwin, capaian ini merupakan hasil sinergi yang baik antara BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Pertanian Organik dan Harapan Wisata Pertanian
Sesuai Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2019, Kabupaten Tabanan, Gianyar, dan Karangasem telah mengimplementasikan sistem pertanian organik untuk menjaga kualitas produksi padi gogo. Di Subak Abian Giri Lestari, 2 hektar lahan telah digunakan untuk menanam varietas Inpago 9 secara organik.
Acara ini turut dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pemerintah daerah, serta perguruan tinggi. Di masa depan, Desa Bugbug diharapkan dapat menjadi destinasi wisata pertanian, didukung oleh keindahan alam dan produktivitas lahan yang terus meningkat.(*)