Sabtu, September 27, 2025

Bantiran Festival Gaungkan Spirit Budaya dan Ekonomi Rakyat

Share

PanenTalks, Tabanan – Pesta budaya yang memukau kembali menyapa Tabanan! Bantiran Festival ke-2 (Banfest) resmi dibuka pada Jumat (4/7) di Bale Banjar Dinas Tejabukit, Desa Bantiran, Pupuan, Tabanan.

Acara ini tak hanya menjadi ajang pelestarian warisan budaya lokal, tetapi juga perayaan Hari Jadi Desa Bantiran yang kaya sejarah.

Kehadiran Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama jajaran pimpinan daerah, anggota Forkopimcam, bendesa adat, perbekel, dan tokoh masyarakat, menjadi bukti nyata dukungan pemerintah terhadap inisiatif budaya ini.

Dalam sambutannya yang inspiratif, Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat Bantiran.

Dia menyoroti kekayaan tak ternilai yang dimiliki Desa Bantiran sebagai salah satu desa tua di Tabanan, mulai dari sejarah, budaya, hingga keindahan alamnya.

“Kecamatan Pupuan, dengan hamparan kebun kopi, sawah terasering, dan hasil bumi lainnya, sangat layak menjadi destinasi agrowisata unggulan di Kabupaten Tabanan,” ujar Bupati Sanjaya. Ia juga menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan strategi kebudayaan untuk membangkitkan ekonomi rakyat secara keseluruhan.

Banfest ke-2, yang mengusung tema “Kumara Guna” – Anak yang Berguna – menjadi wadah inspiratif bagi generasi muda.

Ketua Panitia, Agus Putu Eka Nanda, menjelaskan bahwa tema ini merupakan pesan mendalam tentang harapan masyarakat agar generasi muda tumbuh menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa, negara, dan lingkungan.

Festival ini menjadi ruang kolaborasi seni tradisi dan kreativitas bagi seluruh elemen masyarakat Bantiran, mulai dari PKK, karang taruna, perangkat desa, hingga pelaku usaha lokal.

Selama 11 hari, dari tanggal 1 hingga 12 Juli 2025, Banfest ke-2 menyuguhkan beragam kegiatan yang memanjakan mata dan jiwa.

Semangat pelestarian budaya terpancar jelas dalam lomba permainan tradisional seperti layangan, mekoret antar banjar, mepentet (permainan karet) antar siswa SD, serta permainan legendaris gangsing, tajog, dan gale-gale (tepak selodor).

Festival ini juga memanjakan lidah dengan lomba kuliner membuat sate dan lawar, serta memukau dengan lomba penjor hias dan lomba jegeg bagus ST. Gemuruh suara baleganjur dan gong kebyar dari berbagai sekaa seni turut menyemarakkan suasana, membawa nuansa magis budaya Bali. Puncak acara pada 12 Juli mendatang akan ditutup dengan pertunjukan musik spesial dari grup band lokal Bali.

Bupati Sanjaya memberikan dukungan penuh terhadap semangat pelestarian budaya ini. “Warisan Bali adalah budaya, dan budaya itu tidak akan hilang. Jika emas kalau digerus terus akan habis, kalau budaya semakin kita pertahankan semakin bagus kan 7 keturunan tidak akan habis, jagalah budaya dan kearifan lokal kita,” pungkasnya, menegaskan pentingnya menjaga identitas dan nilai-nilai luhur Bali.

Lebih lanjut, Bupati Sanjaya mengajak seluruh masyarakat Bantiran untuk memanfaatkan momentum Banfest tidak hanya sebagai ajang pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat solidaritas sosial, mempromosikan produk lokal, dan meningkatkan daya saing daerah.

“Pemerintah Kabupaten Tabanan akan terus berkomitmen mendukung kegiatan seperti ini, karena sejalan dengan visi kita, yaitu mewujudkan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, Madani (AUM),” tegasnya. (*)

Read more

Local News