PanenTalks, Bantul – Kabupaten Bantul memiliki area lahan pekarangan yang jauh lebih luas ketimbang area persawahan. Oleh sebab itu, Pemkab Bantul bertekad untuk mengoptimalkan lahan ini untuk memperkuat ketahanan pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menyampaikan hal tersebut saat Edukasi Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Prancak Glondong, Sewon, pada Sabtu (2/7).
“Kami menggandeng KWT (Kelompok Wanita Tani) yang ada di Bantul dan mendorong mereka untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan. Saat ini sudah ada kurang lebih 600 KWT yang terdaftar. Harapannya di Bantul setidaknya ada 933 KWT, sesuai dengan jumlah dusun yang ada,” kata Joko.
Joko menambahkan, optimalisasi lahan pekarangan dengan penanaman hortikultura. Namun yang menjadi tantangan adalah tidak semua rumah memiliki lahan yang lapang. Kendati demikian, hambatan ini bisa terselesaikan dengan memanfaatkan media tanam lain dan aplikasi sejumlah inovasi.
Kepala UPTD Balai Benih Pertanian Bantul, Budi Santosa, menyampaikan menanam hortikultura di pekarangan dapat menggunakan galon bekas air mineral ukuran 15 atau 19 liter. Dengan metode hidroponik.
“Pakai galon bekas itu sangat bisa untuk menanam hortikultura. Kami juga sedang mengembangkan inovasi bagaimana menanam padi di galon bekas. Sudah kami coba dan ternyata bisa. Satu galon kemarin kami coba bisa menghasilkan tiga ons,” ujar Budi.
Manfaat Bagi KWT
Beberapa KWT merasakan betul edukasi penggunaan galon bekas untuk menanam hortikultura di lahan pekarangan. Salah satunya adalah KWT Lestari Makmur. Ketua KWT Lestari Makmur, Maryunani, mengungkapkan ia mendapat banyak ilmu dari petugas balai benih. Sehingga KWT Lestari Makmur semakin bersemangat mengelola lahan pekarangan.
“Dapat penyuluhan dari Pak Budi Santoso baru satu kali. Tapi ilmunya banyak sekali. Misalnya bagaimana menanam hortikultura yang efektif dan efisien. Jadi kita itu diajari menanam pakai galon bekas tanpa perlu menyiram setiap hari,” ujar Maryunani.

Dengan adanya edukasi optimalisasi lahan pekarangan, ia berharap lingkungan tempat tinggal Maryunani dan anggota KWT Lestari Makmur menjadi lebih asri. Pula, program ini turut mendukung ketahanan pangan. Setidaknya, ketahanan rumah tangga masing-masing.
“Misalnya, di rumah menanam cabai. Mau bikin sambal, tinggal petik saja di halaman. Atau menanam sayur-mayur lain, kan itu sudah menekan biaya belanja juga,” ujar Maryunani.
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Agus Budiraharja, berujar bahwa optimalisasi lahan ini sejalan dengan program Bupati dan Wakil Bupati Bantul untuk memperkuat ketahanan pangan.
“Harapannya, ke depan tidak hanya ketahanan pangan masing-masing rumah tangga saja yang terpenuhi. Dengan optimalisasi lahan pekarangan, ini juga bisa jadi sumber penghasilan lain yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat Bantul,” ujar Agus saat membuka kegiatan ini.
Sebagai penutup, dalam kegiatan ini panitia penyelenggara membagikan 2.800 bibit tomat, cabai, dan terong kepada KWT yang hadir. (*)