PanenTalks, Banyumas – Pemerintah Kabupaten Banyumas mulai melaksanakan program pendampingan hilirisasi kelapa.
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengatakan, pemda mendorong inovasi pertanian termasuk pengembangan Kelapa Genjah Bali Kuning. “Varietas kelapa unggul ini dinilai memiliki potensi besar untuk merevolusi industri kelapa di Banyumas selama ini dikenal sebagai salah satu sentra kelapa nasional,” ungkap dia mengutip banyumaskab.go.id, belum lama ini.
Dia menilai, Kelapa Genjah Bali Kuning memiliki peluang besar bagi Banyumas. Varietas ini mampu menghasilkan nira 8 hingga 10 kilogram per hari. Masa tanam hingga panen hanya sekitar 2 tahun 4 bulan.
“Ini jauh lebih cepat dibandingkan kelapa genjah entog yang membutuhkan 3 tahun,” kata dia.
Sadewo menyampaikan, rencana konkret memverifikasi keunggulan varietas ini. Selain itu, mempersiapkan lahan untuk percobaan untuk budidaya awal di Banyumas. Harga bibit di Manado pun relatif terjangkau, sekitar Rp9.000 per butir.
“Kalau hasil verifikasi sesuai, ini bukan hanya sekadar inovasi, tapi revolusi,” kata dia.
Dia mengharapkan, 90 persen kebutuhan kelapa dunia berasal dari Indonesia. Sedangkan, 80 persen dari angka tersebut dari Banyumas dan sekitarnya seperti Cilongok.
“Dengan varietas ini, daya saing kita bisa meningkat tajam,” terang dia.
Kepala Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Palma (BRMP), Steivie Karouw, mengatakan, keunggulan teknologi kelapa genjah oleh unit kerjanya di Manado. “Varietas unggul seperti Genjah Bali Kuning tidak hanya menawarkan produktivitas tinggi, tetapi juga meningkatkan keamanan dan kenyamanan petani dalam menyadap nira,” kata dia.
Dia menerangkan, pohon kelapa genjah pendek yaitu hanya sekitar 4 meter. Saat usia 18 bulan dan siap disadap, tingginya baru setara orang dewasa. “Ibu-ibu pun bisa menyadap tanpa perlu panjat pohon, mengurangi risiko kecelakaan penderes,” jelas Steivie.
Pihaknya juga berkomitmen memberikan dukungan penuh. Mulai dari penyediaan benih, penyemaian, pendampingan teknis, hingga pengendalian hama dan pemupukan berbasis analisa tanah.
“Kami ingin inovasi ini tak hanya meningkatkan produksi, tapi juga membawa kesejahteraan dan keberlanjutan bagi petani Banyumas,” pungkas dia. (*)