Sabtu, September 27, 2025

BBPOM Beri Stiker Bebas Zat Berbahaya 400 UMKM di Jateng

Share

PanenTalks, Semarang – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) memasang stiker tanda bebas formalin dan boraks untuk 400 UMKM tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah.

Kepala BBPOM di Semarang, Lintang Purba Jaya mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan aksi nyata dari gerakan “Gumregah” atau Gugah UMKM Resik Saking Bahan Berbahaya.

Mulai dari terasi di Rembang kini bebas Rhodamin-B hingga lanting di Kebumen dan Purworejo.

“Di Jawa Tengah sebanyak 600 kader keamanan pangan telah terbentuk,” kata dia, Minggu 24 Agustus 2025.

Pada peringatan HUT ke-80 RI dan Provinsi Jawa Tengah, pihaknya membentuk 80 kader keamanan pangan. Tugasnya melakukan pendampingan kepada 80 UMKM dan stikerisasi pada 80 warung makanan siap saji. Seperti mi kopyok, mi ayam, bakmi, dan bakso, bebas dari bahan berbahaya di Kota Semarang.

“Begitu dicek negatif, dilakukan pengecekan ulang. Setelah itu baru diberikan stiker. Nah, stiker itu menyatakan bahwa mereka berkomitmen tidak menggunakan bahan berbahaya pada produk,” ujar dia.

Dia melanjutkan, warung-warung telah mendapat stiker juga akan mendapatkan pengecekan ulang. Selanjutnya, petugas bisa mencabut stiker jika menemukan pemakanan bahan berbahaya.

Oleh karena itu, BBPOM bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menggencarkan edukasi. Di samping, terus mengingatkan jika pangan mengandung zat berbahaya dapat menyebabkan kerugian kesehatan. Mulai dari kanker hingga penyakit degeneratif lainnya.

Di samping itu, BBPOM juga melibatkan akademisi untuk memberi saran, terkait bahan aman pada berbagai penganan. Hal itu agar UMKM tidak bergantung pada zat berbahaya, seperti boraks dan formalin tidak boleh untuk konsumsi

Lintang membeberkan, pelaksana pengawasan oleh kader keamanan pangan serta mitra BBPOM. Pemasangan stiker pada UMKM mampu meningkatkan kepercayaan konsumen.

“Harapannya, data UMKM sudah diberikan stiker ini, dapat disampaikan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pariwisata, agar menjadi salah satu rujukan kuliner di Kota Semarang bebas dari bahan berbahaya,” ujar Lintang. (*)

Read more

Local News