PanenTalks, Yogyakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) memproyeksikan lonjakan signifikan dalam jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal dalam lima tahun ke depan. Hingga tahun 2029, BEI menargetkan sebanyak 1.200 perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dan tercatat di bursa.
Perkembangan pencatatan emiten sejauh ini menunjukkan tren yang positif. Berdasarkan data hingga 8 Agustus 2025, terdapat 14 emiten saham baru dan 2 emiten Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) yang telah resmi masuk ke pasar modal, dengan total nilai emisi mencapai Rp8,49 triliun.
Tak hanya itu, BEI juga mencatat adanya 13 calon emiten yang sedang berada dalam pipeline IPO hingga akhir tahun. Jika seluruh proses pencatatan berjalan lancar, nilai emisi tambahan yang dihasilkan diperkirakan bisa mencapai Rp16,65 triliun.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengungkapkan bahwa saat ini total perusahaan tercatat sudah mencapai 954 emiten. Ia optimistis jumlah tersebut akan terus bertambah dalam beberapa tahun ke depan.
“Targetnya di 2029 ada sekitar 1.200. Ini juga dilakukan terus dengan mempertimbangkan adanya jumlah perusahaan-perusahaan yang masuk lighthouse,” kata Iman dalam keterangannya.
Perusahaan yang masuk dalam kategori “lighthouse” merupakan perusahaan unggulan yang dianggap sebagai acuan di masing-masing sektor industri. BEI meyakini kehadiran mereka bisa menjadi daya tarik tambahan dan memacu minat perusahaan lain untuk turut bergabung di pasar modal.
Iman juga menegaskan bahwa BEI tidak hanya berfokus pada kuantitas emiten, tetapi juga menjaga kualitas perusahaan yang masuk. Hal ini sesuai dengan misi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain menambah jumlah perusahaan, BEI turut membidik peningkatan volume dan nilai transaksi di pasar saham. BEI menargetkan nilai transaksi harian bisa meningkat dari Rp12,58 ribu triliun pada tahun 2024 menjadi Rp20 ribu triliun pada 2029.
“Sehingga dampaknya adalah market cap, valuasi perusahaan tercatat menjadi sekitar Rp 20 ribu triliun di 2029,” tukas Iman. (*)