PanenTalks, Gunungkidul – Sebanyak 17.000 pelajar dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK, hingga Perguruan Tinggi di Kabupaten Gunungkidul menerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayanti, di Bangsal Sewokoprojo, Jumat (20/6).
Seremoni ini juga dihadiri Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, bersama 300 perwakilan pelajar penerima. Esti Wijayanti sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, olahraga, sains, dan teknologi berharap bantuan ini bisa dipergunakan dengan baik untuk kemajuan sekolah para penerima bantuan.
“Program ini adalah upaya nyata kami untuk memastikan anak-anak di Gunungkidul tidak tertinggal dalam akses pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta,” ujar Esti.
Besaran bantuan PIP tahun ini disesuaikan dengan jenjang pendidikan, yakni Rp450.000 untuk siswa SD, Rp750.000 untuk siswa SMP, dan Rp1.800.000 untuk siswa SMA/SMK selama satu tahun. Bantuan tersebut dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan sekolah seperti perlengkapan belajar, transportasi, dan biaya tambahan lainnya.
Esti Wijayanti mengingatkan bahwa penggunaan dana PIP harus tepat sasaran dan dimanfaatkan secara maksimal untuk keperluan pendidikan.
“Bantuan PIP bukan untuk beli rokok, bukan untuk nyumbang hajatan, apalagi untuk beli lipstik. Orang tua, wali murid, dan sekolah harus mengawasi agar dana ini benar-benar digunakan untuk mendukung kegiatan belajar anak-anak,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa Gunungkidul dipilih sebagai titik awal penyaluran PIP tahap pertama karena rata-rata lama sekolah di wilayah ini masih rendah, yakni hanya 7,35 tahun,setara dengan kelas 1 SMP.
“Ini berarti masih banyak anak-anak kita yang belum menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah. Harapan kami, minimal wajib belajar 12 tahun bisa tercapai,” lanjut Esti.
Selain itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI tersebut juga mengingatkan masyarakat agar tidak menyalahgunakan program bantuan.
“Kalau sudah mampu, jangan mengaku miskin. Jangan ambil hak orang lain yang lebih membutuhkan. Karena tanggung jawab kami bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat,” tandasnya.
Esti menegaskan bahwa program pendidikan akan terus diperjuangkan, dan seluruh penerima akan disinkronkan melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Untuk DIY sendiri, sebanyak 35.000 pelajar telah masuk dalam tahap awal penerima PIP.
Kegiatan ini menjadi penguat bahwa peningkatan mutu pendidikan di daerah tertinggal tidak hanya butuh program pemerintah, tetapi juga sinergi antara pusat dan daerah serta partisipasi aktif masyarakat.
“kita berkomitmen untuk mensejahterakan masyarakat Gunungkidul,berikut juga kita akan melihat rata-rata lama sekolah dan indek pembangunan manusia di Gunungkiduk harus meningkat setelah pemberian beasiswa ini” tegas Esti.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyoroti masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Gunungkidul dan tingginya jumlah penduduk penerima bantuan sosial.
“Gunungkidul masih memiliki IPM terendah di DIY, dan data kemiskinan tertinggi. Saat ini ada lebih dari 522.000 warga yang masuk sebagai penerima bantuan sosial. Untuk rumah tidak layak huni, kami masih membutuhkan penanganan bagi 16.548 kepala keluarga,” ungkap Bupati.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Esti Wijayati atas dukungan dan bantuan kuota PIP yang besar untuk wilayah Gunungkidul.
“Ini akan membantu anak-anak kami untuk tetap sekolah, dari SD hingga perguruan tinggi,dan harapannya bisa menaikkan indek pembangunan manusia di Gunungkidul. Kalau kita bergerak serentak, satu barisan, Gunungkidul yang adil, makmur, berdikari dan berkeadaban bisa kita wujudkan bersama,” pungkas Bupati. (*)
Editor: Rahmat