PanenTalks, Jakarta – Penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kini semakin masif melalui jaringan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan, langkah ini menjadi strategi utama pemerintah untuk menekan harga beras dan menghadirkan akses pangan murah bagi masyarakat.
“Untuk itu, ke depannya beras SPHP juga harus dapat disalurkan melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih secara masif. Koperasi Merah Putih akan menjadi saluran utama. Dengan begitu, program prioritas Bapak Presiden pun saling connect dan melengkapi satu sama lain. Ini luar biasa,” ujar Arief usai mengikuti Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Ia menambahkan, target besar sudah ditetapkan pemerintah. “Tadi Bapak Menko Pangan telah menargetkan sebanyak 16 ribu Koperasi Merah Putih yang siap beroperasi dengan kepastian pendanaan dari Himbara untuk modal usahanya. Ini menjadi langkah nyata kehadiran pemerintah bagi masyarakat,” kata Arief.
Data NFA menunjukkan, hingga 15 September 2025 realisasi penjualan beras SPHP mencapai 367,3 ribu ton atau 24,49 persen dari target tahunan 1,5 juta ton. Penyaluran melalui Kopdes Merah Putih pun melonjak pesat, dari 498 ton dengan 177 unit di awal September, menjadi 705 ton dengan cakupan 248 unit pada pertengahan bulan.
“Jadi kami di Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog terus berupaya mengisi sistem tata niaga yang ada. Mulai dari pasar rakyat, itu yang utama. Lalu bersama TNI dan Polri juga pemerintah daerah. Tak lupa ada BUMN dan KADIN juga. Ritel modern pun kami pastikan mulai terisi beras SPHP,” jelas Arief.
Dalam Petunjuk Teknis (Juknis) sesuai Keputusan Kepala NFA Nomor 224 Tahun 2025, Bulog dapat menyalurkan beras SPHP melalui tujuh kanal. Mulai dari pasar rakyat, Kopdes Merah Putih, pemerintah daerah melalui outlet pangan binaan dan Gerakan Pangan Murah (GPM), BUMN melalui outlet BUMN, koperasi instansi pemerintah, Rumah Pangan Kita (RPK) Perum Bulog, hingga swalayan dan toko modern non-grosir.
“Dengan masifnya beras SPHP ke pasar-pasar dan outlet yang mudah diakses masyarakat luas, pemerintah berharap strategi intervensi ini dapat memberi efek tekan bagi harga beras. Beras SPHP pun dapat dibeli dengan harga yang lebih rendah daripada beras umum. Ini bukti pemerintah hadir,” tutur Arief.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga menegaskan pentingnya peran koperasi. “Menteri Keuangan sudah menempatkan Rp200 triliun di Himbara. Ini kami tunggu-tunggu. Oleh karena itu, saya kira ini untuk pinjaman bagi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Jadi modalnya sudah ada. Tolong disebarluaskan agar teman-teman Kopdes yang sudah 80 ribu menanti begitu lama, bisa siapkan dengan baik proposal sederhana ke perbankan terkait usaha yang saudara lakukan,” kata Zulhas dalam konferensi pers.
Ia menekankan bahwa usaha koperasi akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Gas melon ada. Sembako juga. Rakyat perlu minyak goreng, perlu gula, perlu beras dan lain-lain, juga pupuk karena sebentar lagi akan mulai masa tanam. Itu diperlukan. Koperasi ini akan memotong rantai pasok yang panjang, mengeliminir tengkulak-tengkulak di desa, dan mendekatkan masyarakat desa ke perbankan, karena di situ ada Brilink,” tambahnya.
Menko Pangan menargetkan 16 ribu Kopdes Merah Putih mulai beroperasi pada September dan Oktober ini. “Percepatan penyaluran pinjaman modal usaha dari Himbara akan diupayakan agar dana tersebut tidak mengendap lama,” tutup Zulhas.