PanenTalks, Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyerukan penguatan fundamental ekonomi nasional melalui akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. Strategi krusial yang ditekankan adalah pengembangan terintegrasi sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Pernyataan ini disampaikan Mahendra dalam pembukaan Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah bertajuk “Peningkatan Nilai Tambah Ragam Keunggulan Daerah Melalui Sinergi Hilirisasi Agrikultur, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Mendukung Peluang Pendalaman Pasar Sektor Jasa Keuangan” di Jakarta.
“Era ketergantungan pada motor penggerak ekonomi tradisional yang rentan terhadap gejolak global telah usai. Kini, imperatif untuk memperkokoh pilar-pilar pertumbuhan domestik, menjadikan pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah sebagai kunci resiliensi ekonomi nasional,” tegas Mahendra.
OJK, lanjut Mahendra, telah secara aktif mengeluarkan berbagai kebijakan strategis untuk menstimulasi ekonomi daerah, khususnya pada sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Intervensi ini meliputi pengarahan alokasi pembiayaan dan kredit, serta pelibatan instrumen asuransi sebagai mitigasi risiko.
“Inovasi produk asuransi parametrik menjadi krusial dalam melindungi petani dari potensi kerugian akibat gagal panen maupun bencana alam. Dengan demikian, visibilitas bisnis dan kelayakan kredit petani akan meningkat, membuka akses pembiayaan yang lebih luas,” jelasnya.
Lebih jauh, Mahendra menggarisbawahi bahwa peran OJK tidak hanya terbatas pada fasilitasi akses keuangan. Lembaga ini juga aktif dalam pembentukan ekosistem usaha yang komprehensif di sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah, menurut Mahendra, memerlukan paradigma pembiayaan yang adaptif. Pendekatan ini mencakup pengakuan intellectual property rights sebagai agunan alternatif dan implementasi alternative credit scoring guna mengakomodasi karakteristik unik kedua sektor tersebut.
Konferensi ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga S. Uno, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, Menteri PANRB periode 2022–2024 Azwar Anas, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, Staf Khusus Gubernur, Ketua Bidang Komunikasi Sosial Cyril Raoul Hakim, dan Komisioner LMKN Marcell Siahaan.
Kontribusi Pasar Modal dalam Mendukung Ekonomi Kreatif
Deputi Komisioner Hubungan Internasional, APU-PPT, dan Daerah OJK, Bambang Mukti Riyadi, mewakili Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyoroti sinergitas produk keuangan dalam menopang pertumbuhan sektor ekonomi kreatif.
“Ekosistem ekonomi kreatif tidak dapat berkembang optimal tanpa dukungan produk keuangan yang memadai. Selain pembiayaan konvensional dari perbankan, pelaku ekonomi kreatif kini semakin memanfaatkan instrumen pasar modal dan modal ventura, termasuk securities crowdfunding,” papar Bambang.
OJK menegaskan bahwa integrasi sektor riil (growth-led finance) dan sektor jasa keuangan (finance-led growth) merupakan prasyarat untuk mewujudkan kontribusi sektor jasa keuangan yang inklusif dan berkelanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Integrasi ini akan mendorong inovasi produk dan layanan lembaga jasa keuangan (LJK) dalam rangka meningkatkan kapasitas sektor riil.
Lebih lanjut, OJK aktif mendorong peran strategis sektor jasa keuangan dalam mengakselerasi ekonomi daerah melalui Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) yang diimplementasikan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Program PED diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah melalui sinergi lintas entitas dalam mengatasi tantangan operasional dan pemasaran, serta menjaga keberlanjutan produktivitas sektor riil.
Langkah strategis ini diproyeksikan akan memperdalam penetrasi pasar sektor jasa keuangan, mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045, serta selaras dengan Asta Cita dan Program Prioritas Pemerintah.
Sejak tahun 2024, kolaborasi lintas sektor telah berjalan dengan fokus utama pada hilirisasi sektor agrikultur. Guna memperluas dampak positif, implementasi Program PED kini diperluas mencakup sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Melalui konferensi ini, diharapkan para peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai potensi hilirisasi sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Selain itu, sinergi kemitraan dalam mengembangkan keunggulan komparatif daerah dan memperluas pemanfaatan produk serta layanan sektor jasa keuangan melalui kolaborasi di bawah payung TPAKD diharapkan dapat terwujud, sehingga secara signifikan memperkuat fundamental pertumbuhan ekonomi nasional. (*)