PanenTaks, Jakarta – Dalam lanskap ekonomi maritim yang dinamis, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengidentifikasi diversifikasi produk perikanan sebagai imperatif strategis untuk mendongkrak nilai tambah komoditas, memperluas penetrasi pasar, dan meningkatkan kemakmuran pelaku usaha di sektor ini.
Sebagai katalisator perubahan, KKP secara proaktif menggelar serangkaian lokakarya intensif mengenai diversifikasi produk perikanan, dengan fokus taktis menyasar generasi Z (Gen Z) sebagai agen perubahan potensial.
Sebanyak sembilan sesi lokakarya virtual yang diselenggarakan secara komprehensif dari Januari hingga April 2025, berhasil menjangkau lebih dari 12.000 partisipan di seluruh pelosok Indonesia.
Rangkaian pelatihan ini secara spesifik membekali peserta dengan keterampilan dalam mengembangkan diversifikasi produk olahan hasil perikanan yang inovatif, mencakup spektrum produk yang menarik seperti pizza udang yang menggugah selera, rolade tuna yang kaya nutrisi, gohyong tuna yang unik, corndog ikan nila yang praktis, pilus ikan nila yang renyah.
Kemudian, beragam variasi olahan ikan nila lainnya, cendol rumput laut yang menyegarkan, hingga mie yang memanfaatkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) sebagai terobosan nutrisi.
Partisipasi aktif dalam kegiatan ini tercermin dari 7.060 peserta yang berinteraksi langsung melalui platform Zoom, serta 5.300 pemirsa lainnya yang menyimak melalui kanal YouTube Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP).
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, lokakarya ini juga mendorong keterlibatan langsung peserta melalui sesi praktik pembuatan produk secara live, menumbuhkan pemahaman praktis dan keterampilan aplikatif.
“Dalam konstelasi pasar yang terus berubah, kreativitas dan kemampuan beradaptasi terhadap preferensi konsumen menjadi fondasi krusial dalam melahirkan produk-produk perikanan yang kompetitif dan diterima secara luas, baik di pasar domestik maupun sebagai komoditas ekspor yang menjanjikan,” tegas Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS), Tornanda Syaifullah, di Jakarta pada Jumat 2 Mei 2024.
Inisiatif diversifikasi ini melampaui sekadar pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri; ia membuka gerbang peluang ekspansi ke pasar global yang luas.
Transformasi hasil perikanan menjadi beragam produk bernilai tambah menjadi kunci untuk menembus pasar internasional dan meningkatkan devisa negara.
“Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam lokakarya ini mengindikasikan antusiasme yang signifikan terhadap pengembangan produk perikanan yang tidak hanya beragam, tetapi juga sarat akan inovasi,” imbuh Tornanda.
Spektrum peserta lokakarya ini mencakup representasi yang luas, mulai dari aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan tingkat provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal, hingga kalangan pelajar dan masyarakat umum yang memiliki minat dalam kewirausahaan dan inovasi pangan.
Tornanda berharap bahwa produk-produk hasil diversifikasi ini tidak hanya memperkaya khazanah kuliner Indonesia, tetapi juga memicu lahirnya ekosistem usaha baru yang kreatif, adaptif, dan memiliki daya saing yang tangguh.
Lebih lanjut, Tornanda menyoroti daya tarik lokakarya diversifikasi ini di kalangan Gen Z, sebuah demografi dengan preferensi konsumsi yang cenderung praktis, cepat saji, dan siap santap (ready to eat).
Partisipasi aktif mereka dalam sesi praktik, seperti pembuatan pizza udang, menjadi indikator kuat potensi munculnya gelombang inovasi dan wirausaha baru di sektor produk dan kuliner berbasis perikanan, dengan generasi muda sebagai motor penggeraknya.
Melalui implementasi strategi diversifikasi yang terencana secara matang dan bersifat inklusif, sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat bertransformasi menjadi lokomotif utama penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja yang signifikan, dan pada akhirnya, mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. (*)