PanenTalks, Jakarta – Aroma kopi lelet khas Rembang Provinsi Jawa Tengah semakin semerbak wangi. Ekonomi lokal semakin berdaya di bawah binaan Rumah BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di Kabupaten Rembang (RB Rembang) melalui anak usaha PT Semen Gresik.
Menjamur warung kopi di daerah pesisir utara tak banyak tergarap serius dari sisi pengelolaan. Kopi Lelet Pandawa, salah satu UMKM mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis signifikan. Adalah Mohammad Totok Wahyudi (42 tahun), pemilik usaha Kopi Lelet Pandawa di Desa Sendangagung, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mampu memperkuat daya saing produk.
Di bawah naungan RB Rembang, dia belajar pelatihan administratif dan manajemen bisnis menjalankan usaha. Selain itu, penguatan branding hingga perluasan pasar melalui digital marketing. Berawal hanya ingin menjaga tradisi minum kopi di pesisir Kabupaten Rembang hingga melihat peluang bisnis.
“Namun setelah bergabung dengan RB Rembang, kami mendapatkan banyak pelatihan, peluang untuk promosi, hingga perluasan jejaring usaha, yang justru membuat saya lebih termotivasi untuk terus melangkah maju,” kata Totok.
Totok mengungkapkan, merintis usaha sejak Oktober 2019 dengan modal awal Rp25 Juta itu kini telah mengalami banyak perkembangan dari segi pemasaran. Berbekal alat sangrai kopi sederhana, Totok mulai mengenalkan kopi racikan khas kepada kerabatnya. Tak berhenti, dia mulai memasarkan di toko kelontong dan pasar tradisional secara mandiri.
Saat ini, Totok menjalankan usaha dengan bangtuan 14 orang karyawan merupakan warga Desa Sedangagung. Mulai dari proses produksi kopi, pengemasan, hingga distribusi. Kopi Lelet Pandawa tidak hanya ada di wilayah Rembang, tapi juga menjangkau pasar lebih luas. Seperti Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Tuban di Jawa Timur.
Bahkan dengan peran e-commerce, Totok mampu menjangkau pemasaran hingga Provinsi Jawa Barat, Kalimantan dan Bali. Kopi Lelet Pandawa menawarkan kualitas premium dan racikan otentik tanpa campuran seharga Rp19 Ribu per bungkus. Kini, Kopi Lelet Pandawa kini mampu menjual hingga 2.100 bungkus per hari dan meraih omzet rata-rata Rp30 Juta per hari.
Dia mendapat banguan membangun jaringan dengan sesama pegiat UMKM. “Semua pengalaman ini membuat kami semakin termotivasi untuk terus berkembang,” imbuh Totok.
RB Rembang Tempat UMKM Makin Berdaya
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, kepedulian terhadap UMKM melalui pendampingan dan pembinaan terus melahirkan pengusaha sukses. Para pelaku UMKM ini ikut berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi daerah dan membuka lapangan pekerjaan.
Sejak beroperasi pada 2020, Rumah BUMN SIG di Rembang telah mendampingi 495 UMKM naik kelas. Di samping itu, penyerapan tenaga kerja mencapai 1.869 orang.
“Pencapaian ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan lapangan kerja dan mendorong kewirausahaan, serta pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” kata dia. (*)