Sabtu, September 27, 2025

BPS Catat Kenaikan NTP DIY: Tanaman Pangan dan Perikanan Jadi Kunci Utama

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Kabar baik datang dari sektor pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Agustus 2025 mengalami peningkatan signifikan.

Angka NTP mencapai 109,02, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat 107,81, atau mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen. NTP merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kesejahteraan petani, dengan membandingkan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani.

Semakin tinggi angka NTP, maka semakin besar pula daya beli dan potensi keuntungan yang bisa diperoleh petani.

Dua Subsektor Dorong Kenaikan NTP

Plt Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, menjelaskan bahwa kenaikan nilai NTP pada bulan Agustus ini utamanya dipengaruhi oleh naiknya dua subsektor utama dalam pertanian.

“Naiknya indeks NTP gabungan bulan ini, dipengaruhi naiknya dua subsektor, yaitu tanaman pangan sebesar 2,71 persen dan perikanan sebesar 2,19 persen”, ujar Herum Fajarwati dalam keterangan tertulis, akhir pekan ini.

Menurut Herum, subsektor tanaman pangan memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kesejahteraan petani, dengan nilai NTP mencapai 105,49.

Selain itu, subsektor perikanan, meski masih memiliki NTP yang relatif lebih rendah dibanding subsektor lain, yakni 94,63, tetap memberikan dorongan positif karena kenaikan persentase yang cukup tinggi.

Tiga Subsektor Alami Penurunan

Meskipun secara keseluruhan NTP mengalami kenaikan, tidak semua subsektor menunjukkan tren positif. Tiga subsektor lainnya tercatat mengalami penurunan nilai tukar.

Subsektor hortikultura, yang sebelumnya menjadi andalan petani di beberapa wilayah DIY, mengalami penurunan cukup tajam sebesar 1,71 persen, dengan nilai NTP turun ke 141,24. Kemudian subsektor tanaman perkebunan rakyat menurun 0,32 persen dengan NTP 133,47, dan subsektor peternakan turun 0,95 persen, dengan nilai NTP 99,61.

Penurunan ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi petani, terutama dalam menjaga stabilitas harga dan mengelola biaya produksi agar tidak membebani usaha pertanian.

Selain NTP, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga menjadi indikator penting untuk melihat sejauh mana petani dapat mengelola dan mengembangkan usaha pertaniannya.

Pada bulan Agustus 2025, NTUP DIY tercatat sebesar 112,68, naik dari bulan sebelumnya yang berada di angka 112,27, atau mengalami peningkatan 0,36 persen.

Kenaikan ini mengindikasikan adanya penguatan daya usaha rumah tangga petani dalam mengelola kegiatan pertanian, baik dari sisi manajemen produksi maupun efisiensi biaya.

IHK Pedesaan Alami Deflasi, Beban Biaya Hidup Sedikit Berkurang

Bersamaan dengan meningkatnya NTP dan NTUP, BPS DIY juga mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan pada Agustus 2025 mengalami deflasi sebesar 0,87 persen. Angka IHK turun dari 130,83 di bulan sebelumnya menjadi 129,70 pada Agustus.

“Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan di DIY pada Agustus 2025 mencapai 129,70 atau mengalami deflasi 0,87 persen dibanding IHK bulan sebelumnya yang tercatat 130,83,” kata Herum Fajarwati.

Penurunan IHK ini bisa menjadi sinyal positif bagi rumah tangga petani, karena berarti terjadi penurunan harga-harga barang konsumsi di pedesaan, yang pada akhirnya bisa meringankan beban biaya hidup mereka.

Secara umum, laporan BPS DIY menunjukkan bahwa sektor pertanian di DIY menunjukkan sinyal pemulihan dan penguatan, terutama melalui kontribusi subsektor tanaman pangan dan perikanan.

Kenaikan NTP dan NTUP menjadi harapan bagi peningkatan kesejahteraan petani, khususnya di tengah dinamika harga dan kondisi iklim yang terus berubah.

Namun demikian, penurunan pada tiga subsektor lain menunjukkan perlunya kebijakan dan intervensi yang lebih tepat sasaran untuk menjaga keseimbangan di seluruh subsektor pertanian.

Penguatan program pendampingan, subsidi produksi, serta akses terhadap teknologi dan pasar, menjadi faktor penting agar pertumbuhan ini bisa berkelanjutan. (*)

Read more

Local News