Kamis, Juni 19, 2025

BRIN Gagas Integrasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan

Share

PanenTalks, Jakarta– Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengagas produktivitas sektor pertanian menghadapi tantangan perubahan iklim, populasi dan degradasi lingkungan.

Faktor lain adalah ketersediaan air bersih dan pupuk ramah lingkungan. Namun, di area kering atau mengalami pencemaran sumber air, ketergantungan pada pupuk kimia berbasis fosil juga berdampak negatif terhadap alam.

“Integrasi antara Atmospheric Water Generator (AWG) dan Plasma Activated Nanobubble Water (PANW) harapannya bisa digunakan sebagai solusi di beberapa tempat di Indonesia masih kesulitan air,” kata Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN, Budi Prawara, mengutip laman brin.go.id.

Selain itu juga dapat bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian. Saat ini juga menjadi salah satu fokus prioritas program pemerintah.

Anggota Dewan Pengarah BRIN, I Gede Wenten menjelaskan, teknologi AWG menghasilkan air bersih dengan cara mengkondensasi uap air dari udara melalui pendinginan dan dehumidifikasi. Teknologi ini menjadi solusi praktis untuk lahan pertanian minim akses ke air tanah atau air permukaan.

“Di Indonesia terdapat pulau-pulau terluar masih membutuhkan air bersih. Teknologi AWG juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan 3D farming yang cocok untuk daerah kepulauan dan pesisir,” kata dia.

Dia melanjutkan, teknologi ini harus terus mengalami perkembangan agar lebih efisien dan murah.

Oleh karena itu, Wenten mengembangkan teknologi AWG dengan inovasi kebaruan dari sisi pendingin, solar panel dan controller.

Teknologi ini akan terus berlanjut oleh para periset Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) BRIN berada di Kelompok Riset Instrumentasi Cerdas agar dapat lebih efektif, efisien, dan murah dari sisi biaya.

Kepala PRMC BRIN, Yanuardi Putrasari mengungkapkan, pengembangan AWG akan integrasi dengan Plasma Activated Nanobubble Water (PANBW). Inovasi menggabungkan teknologi plasma dan nanobubble untuk menghasilkan air mengandung senyawa reaktif, termasuk senyawa nitrogen aktif seperti nitrat dan nitrit.

Periset PRMC BRIN, Anto Tri Sugiarto mengungkapkan saat ini isu lingkungan menjadi penting ketika berbicara mengenai pertanian berkelanjutan.

“Teknologi PANBW dapat menghasilkan sumber nitrogen aktif menggantikan sebagian pupuk kimia konvensional,” kata dia.

Selain itu, kata dia, juga dapat meningkatkan kemampuan tanaman menyerap nutrisi, memperbaiki kondisi tanah dan kesehatan tanaman tanpa residu kimia merusak lingkungan.

“Dalam 30 menit kita bisa mendapatkan pupuk nitrogen sebanyak 2 liter hanya dengan bahan baku air, udara dan listrik. Apabila kita memanfaatkan teknologi ini, kita bisa mengurangi biaya subsidi dan distribusi yang panjang,” kata Anto.

Selain itu, kata dia, chemical free atau organik sehingga mendukung pertanian berkelanjutan. Organik otomatis juga dapat mendukung peningkatan produktivitas.

Ia menambahkan, teknologi ini sudah mengalami uji coba pada tahap benih (germination) budidaya (pre-harvest) dan pasca panen (post-harvest).

Ke depan, penerapan teknologi PANWB untuk pertanian dan akuakultur berkelanjutan bertujuan meningkatkan keamanan pangan dari proses penanaman hingga sampai ke meja makan. (*)

Read more

Local News