PanenTalks, Jakarta – Pusat Riset Tanaman Perkebunan (PRTbun) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan varietas unggulan kakao mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
BRIN menggandeng PT MARS Symbioscience Indonesia memperkuat sektor kakao nasional melalui hasil riset unggulan dan kemitraan strategis.
“Kerja sama ini sudah mulai sejak beberapa tahun lalu secara teknis, seiring dengan proses panjang dalam pemuliaan tanaman,” kata
Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, Setiari Marwanto mengutip brin.go.id.
Dia melanjutkan, tipikal dari riset pemuliaan pada tanaman perkebunan memakan waktu lebih dari tiga tahun karena siklus tanamannya panjang. Pihaknya melegalkan pada tahun ini seiring dengan selesainya tahap pertama. Tahap awal dari riset ini yaitu pelepasan varietas.
“Tujuan dari kerja sama ini untuk mempercepat diseminasi varietas kakao unggul kepada petani. Di samping itu untuk mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pelaku usaha di sektor kakao,” terang dia.
Setelah pelepasan varietas, kata dia, selanjutnya pembangunan kebun induk dan diseminasi bibit kepada petani. Prosesnya setelah proses administratif selesai, seperti penerbitan SK Menteri.
“Selanjutnya, kami akan bersama-sama menunggu dan melengkapi semua berkas sehingga SK Menteri tersebut bisa kita dapatkan. Kami juga akan menyusun roadmap dari diseminasi bibit ini,” kata dia.
Dia mengharapkan, langkah ini menjadi solusi mumpuni dalam membantu bangsa agar bisa swasembada kakao nasional.
Pelepasan dua varietas unggul kakao adalah ISC 1 dan B04C40R47 atau SCC 11. Varietas SCC 11 memiliki sifat adaptif dan stabil. Produktivitasnya juga tinggi yaitu 2,13 hingga 2,5 ton per hektar dalam kondisi kering. Selain itu, kandungan lemak tinggi sebesar 54 persen.
Sedangkan varietas ISC 1 memiliki produktivitas antara 2,11 hingga 2,65 ton per hektar. Varietas tersebut mampu melakukan penyerbukan sendiri (self-compatible) dan memiliki keunggulan berupa masa panen lebih awal.
Direktur Asia Cocoa PT MARS Symbioscience, Fay Fay Choo menyampaikan, pelepasan varietas ini hasil dari perjalanan panjang kerja sama antara PT MARS Symbioscience dan BRIN.
“Ini satu momen sangat penting bagi kami, dalam perjalanan bersama dengan mitra-mitra di Indonesia untuk membangun ekosistem kakao modern, inklusif, dan berkelanjutan,” kata dia.
Ia menambahkan, kerja sama seleksi dan pemuliaan kakao telah berlangsung selama lebih dari 12 tahun melalui seleksi genomic market. Sebelumnya telah menghasilkan beberapa klon unggul sudah pengujian multi-lokasi. Kali ini merilis bersama BRIN.
Pihaknya dengan BRIN memiliki visi sama menjadi kekuatan utama kolaborasi ini. Hal tersebut menjadikan PT MARS Symbioscience semakin yakin akan tetap menggandeng BRIN dalam menghasilkan klon unggul kakao berikutnya.
“Ini adalah perjalanan yang sudah bermula, dan ke depan kita akan merilis lagi klon-klon berikutnya,” kata dia.
Ke duanya sepakat bergerak untuk kemajuan dan kemakmuran petani memiliki peran penting dalam ekosistem ini. (*)

