Kamis, Juni 12, 2025

BRIN Manfaatkan Mikroalga Biru Hijau Perbaiki Kesuburan Tanah

Share

PanenTalks, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaporkan riset pemanfaatan mikroalga sianobakteria atau mikroalga biru hijau untuk pengayaan tanah marginal, karst dan tanah tercemar.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dwi Susilaningsih mengatakan, teknologi ini telah diuji secara lapangan pada berbagai jenis tanah marginal, termasuk lahan berkapur di Blora.

“Pemanfaatan mikroalga sianobakteria merupakan pendekatan inovatif untuk memperbaiki kesuburan tanah yang selama ini miskin unsur hara,” ungkap Dwi saat memberi pelatihan kepada petani jagung di Desa Ngraho, Blora, mengutip laman brin.go.id.

Dia menerangkan, formulasi cair konsorsium mikroalga ini mampu meningkatkan nitrogen, fosfat, dan karbon organik tanah secara signifikan. Selain itu, mendukung pertumbuhan tanaman tanpa residu kimia.

Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga aman bagi lingkungan dan tidak meninggalkan residu kimia. Hal ini sebagai solusi berkelanjutan dalam budi daya pertanian khususnya untuk komoditas seperti jagung.

“Kami tidak hanya mengenalkan teknologi, tetapi juga memberikan pelatihan teknis kepada petani mengenai cara formulasi, aplikasi di lapangan, serta pengamatan terhadap respons tanaman,” tambahnya.

Pelaksana Pelatihan Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah BRIN ini menjadi bagian dari upaya BRIN untuk mempertemukan hasil riset dengan praktik pertanian masyarakat.

Di samping itu, mendorong adopsi teknologi hayati, dan mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida sintetis.

Bupati Blora, Arief Rohman mengapresiasi, inisiatif riset dan inovasi BRIN menyentuh langsung kebutuhan petani di tingkat desa.

“Kami sangat terbantu dengan kehadiran BRIN di wilayah kami. Inovasi mikroba tanah dan pengendalian hayati hama ini menjadi solusi nyata bagi tantangan pertanian Blora yang kerap berhadapan dengan cuaca ekstrem dan harga pupuk mahal,” ujar Arief.

Dia menambahkan, kegiatan ini menjadi contoh kolaborasi antara riset nasional, dukungan pemda, dan kerja sama internasional untuk mempercepat transformasi pertanian berbasis inovasi dan ramah lingkungan di tingkat akar rumput. (*)

Read more

Local News