Sabtu, September 27, 2025

BRIN: Serealia Minor Bisa Jadi Pangan Alternatif

Share

PanenTalks, Semarang – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut serealia minor sebagai sumber pangan alternatif dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di era perubahan iklim di Indonesia.

“Penguatan inovasi pertanian merupakan bagian dari visi Indonesia Emas 2045,” kata Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Yudhistira Nugraha, melansir brin.go.id, belum lama ini.

Dia menerangkan, inovasi varietas unggul, sistem perbenihan, dan praktik berkelanjutan akan menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan. Selain itu, kesejahteraan bangsa di masa depan.

Peneliti BRIN bidang pemuliaan tanaman, Winda Puspitasari mengatakan, peluang pengembangan serealia minor di Indonesia. Lebih dari 90 persen produksi serealia dunia masih bergantung pada tiga komoditas utama yakni padi, gandum dan jagung.

Padahal, serealia minor seperti sorgum, millet dan hanjeli memiliki ketahanan tinggi terhadap kondisi lingkungan ekstrem. “Selain itu, kandungan gizi yang kaya,” kata dia.

Serealia minor, kata dia, sebagai tanaman terabaikan. Padahal tanaman ini tahan kekeringan, tumbuh di tanah miskin hara, serta bernilai gizi tinggi, kaya serat, mineral, dan sebagian besar bebas gluten.

Beberapa contoh serealia minor potensial berkembang di Indonesia. Antara lain Sorgum, telah lama hadir di Nusantara sejak abad ke-4 dan bermanfaat sebagai sumber pangan, pakan ternak, bahan baku industri minuman, bioetanol, hingga kosmetik. BRIN bersama Kementerian Pertanian juga telah melepas sejumlah varietas unggul seperti Numbu, Kawali, dan Samurai.

Millet, terdiri dari beberapa varietas seperti jewawut (foxtail millet) dan jaba (finger millet). FAO bahkan telah menetapkan 2023 sebagai International Year of Millets menegaskan kembali pentingnya komoditas ini. Lalu, Hanjeli (Job’s tears), tanaman asli Asia Tenggara berpotensi sebagai sumber pangan sekaligus bahan obat tradisional meski saat ini masih kurang maksimal.

“Pengembangan serealia minor dapat mendukung diversifikasi pangan, meningkatkan kemandirian petani, serta memperkuat sistem pangan nasional lebih tangguh,” kata dia.

Pendekatan pemuliaan, kata dia, bioteknologi dan pemanfaatan sumber daya genetik lokal, serealia minor bisa menjadi jawaban atas tantangan pangan di masa depan. (*)

Read more

Local News