PanenTalks, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti diversifikasi produk makanan beras warna merah dan hitam sebagai salah satu upaya menekan kasus diabetes.
Periset Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP), Heni Purwaningsih mengatakan, riset di bidang pangan fungsional guna menghasilkan produk pangan bermanfaat bagi kesehatan.
“Inovasi untuk menghilangkan kejenuhan masyarakat dalam mengonsumsi beras warna selama ini hanya menjadi nasi,” kata Heni, melansir laman brin.go.id.
Dia melanjutkan, pengolahan beras warna bahan makanan campuran dalam bentuk mie instan, biskuit dan cracker. Setelah melakukan beberapa tahap pengamatan serta pengujian.
Beras warna memiliki kandungan serat pangan dalam jumlah tinggi serta indeks glikemik rendah. Kandungan ini berpotensi sebagai solusi dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit berhubungan dengan pola makan.
“Bahan-bahan dalam membuat modifikasi makanan agar aman konsumsi penderita diabetes relatif masih mahal dan susah ditemukan,” kata dia.
Beras warna, kata dia, bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat karena harga masih relatif murah dan banyak tersedia di pasar-pasar tradisional.
Beras warna lokal merupakan bahan pangan fungsional bermanfaat secara psikologis. Selain itu, dapat memperkuat daya tahan tubuh, memperlambat penuaan serta pemulihan tubuh.
Salah satu jenis beras merah lokal di sekitar Yogyakarta yaitu varietas Segreng. Varian ini berpotensi besar dalam menurunkan kadar gula darah. Hal ini telah teruji pengamatan pemberian beras merah pada tikus menghasilkan efek penurunan glukosa dari dosis efektif yaitu 75 persen nasi merah.
Heni berharap secara tidak langsung bisa memotivasi para petani lokal untuk meningkatkan produksi beras warna masih terhitung sedikit jumlahnya.
“Meski demikian, terdapat kendala dan tantangan dalam mengembangkan bahan diversifikasi karena harganya relatif mahal,” kata dia.
Selain itu, masih rendahnya wawasan masyarakat akan manfaat beras warna bagi kesehatan. (*)