Rabu, Juni 18, 2025

Ini Lokasi Paus Fransiskus Meminta Dimakamkan dan Jadwal Pemakamannya

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Para kardinal Gereja Katolik dijadwalkan berkumpul pada Selasa 22 April 2025 di Vatikan untuk menyusun rencana pemakaman Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin pagi akibat stroke disusul dengan henti jantung. 

Sebelumnya, Paus Fransiskus sempat menjalani perawatan intensif selama lima minggu karena pneumonia ganda. Meski begitu, dia telah kembali ke kediamannya di Vatikan bahkan sempat tampil di hadapan publik saat perayaan Paskah.

Kepergian sang pemimpin Gereja Katolik ini menjadi awal dari berbagai ritual penting, termasuk penghancuran simbol-simbol kekuasaan seperti “Cincin Nelayan” dan segel kepausan.

Tindakan ini bertujuan mencegah penyalahgunaan simbol otoritas Paus telah wafat.

Dalam suasana duka di Lapangan Santo Petrus, Kardinal Mauro Gambetti memimpin doa bersama umat dan menyampaikan penghormatan kepada Paus Fransiskus.

“Kami ingin bersyukur kepada Tuhan atas karunia yang telah diberikan kepada seluruh Gereja melalui pelayanan apostolik Paus Fransiskus, seorang peziarah harapan,” ujar Kardinal Gambetti, dikutip dari Reuters, Kamis 24 April 2025.

Pertemuan para kardinal dimulai pukul 09.00 waktu setempat ini juga membahas operasional gereja selama masa sede vacante, yakni masa ketika takhta kepausan kosong.

Selama periode ini, seluruh keputusan penting terkait urusan gereja ditangguhkan hingga Paus baru terpilih.

Vatikan menyampaikan bahwa pemakaman Paus Fransiskus dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 waktu setempat. 

Dalam wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus secara khusus meminta agar dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Tempat ini berbeda dengan tradisi umum biasanya menguburkan Paus di Basilika Santo Petrus.

Saat ini, jenazah Paus disemayamkan di kediaman pribadinya di Santa Marta. 

Pada hari Rabu, jenazah akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus agar umat dapat memberikan penghormatan terakhir sebelum prosesi pemakaman berlangsung.

Kehadiran sejumlah kepala negara turut mewarnai rencana pemakaman tersebut. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama sang istri dipastikan akan terbang ke Roma, disusul oleh Presiden Argentina Javier Milei menyatakan akan hadir.

Konklaf, yakni proses pemilihan Paus baru, direncanakan dimulai pada 6 Mei 2025. 

Hal ini sesuai tradisi menyebutkan pemilihan digelar 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus.

Sebanyak 135 kardinal memiliki hak untuk mengikuti konklaf dalam proses berlangsung secara tertutup dan penuh kerahasiaan.

Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin Gereja Katolik yang membawa angin perubahan.

Sepanjang kepemimpinannya, ia mengambil berbagai langkah progresif sering kali bertentangan dengan kelompok konservatif dalam Gereja. 

Ia juga memprakarsai reformasi internal, termasuk upaya membenahi struktur keuangan Vatikan serta menangani kasus pelecehan seksual di lingkungan klerus.

Menariknya, mayoritas kardinal akan mengikuti konklaf adalah orang-orang diangkat langsung oleh Paus Fransiskus. 

Lebih dari 80 persen dari mereka diyakini sejalan dengan visi dan arah kebijakan beliau. 

Meski demikian, tidak ada jaminan bahwa Paus selanjutnya akan mengikuti jejak yang sama.

Sebagai bagian dari persiapan, para kardinal akan menggelar serangkaian Kongregasi Umum, yakni forum diskusi tertutup yang membahas arah masa depan Gereja dan kriteria pemimpin spiritual berikutnya.

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi dunia dan umat Katolik saat ini, pemilihan Paus baru tentu menjadi momen krusial. (*)

Read more

Local News