PanenTalk, Tangerang – Upaya pemerintah memperkuat Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) melalui penugasan kepada Perum Bulog menunjukkan hasil yang semakin positif. Sejak dimulai pada Februari 2025 dan diperkuat dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2025 pada bulan Juni, realisasi penyerapan jagung dalam negeri terus meningkat.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa penyerapan jagung oleh Bulog dalam sebulan terakhir telah mencapai 16 ribu ton, yang menjadi salah satu capaian tertinggi berkat kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
“Hari ini merupakan bukti kolaborasi nyata pemerintah dengan Polri untuk penguatan stok CJP yang bersumber dari hasil petani kita sendiri. Bahkan dalam sebulan ini Bulog berhasil menyerap total 16 ribu ton. Tentu ini salah satunya karena andil dibantu oleh Bapak Kapolri beserta jajaran,” ujar Arief dalam kegiatan Tanam Raya Jagung Kuartal IV di Desa Bantar Panjang, Tangerang, Banten, Rabu (8/10).
Data NFA menunjukkan, per 8 September 2025, pengadaan jagung dalam negeri baru mencapai 68 ribu ton. Namun dalam waktu satu bulan, angka itu meningkat menjadi 84,1 ribu ton, atau naik sekitar 23,6 persen, meskipun produksi jagung nasional diperkirakan menurun dari September hingga Oktober 2025.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi jagung nasional kadar air 14% pada periode Januari–November 2025 diperkirakan mencapai 15,25 juta ton, meningkat 1,19 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Arief menegaskan bahwa tujuan dari CJP adalah menjaga keseimbangan pasokan dan harga, terutama di kalangan peternak unggas. Saat harga jagung pakan bergejolak, stok CJP menjadi solusi utama untuk menstabilkan pasar.
“Prinsip CJP kita itu kan dari petani Indonesia, kemudian untuk peternak unggas Indonesia. Jadi kualitas stok CJP kita harus baik, supaya peternak unggas juga bisa memberikan telur dan daging ayam yang baik untuk masyarakat,” ujar Arief.
Sejak 2023, Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk jagung pakan telah berjalan melalui penugasan NFA kepada Bulog. Di 2024, realisasi SPHP mencapai 275,5 ribu ton, naik signifikan dari 27,6 ribu ton pada 2023. Untuk tahun 2025, SPHP jagung pakan menargetkan penyaluran 52,4 ribu ton kepada 2.109 peternak di 16 provinsi. Harga yang ditetapkan adalah Rp 5.000 per kg di gudang Bulog dan maksimal Rp 5.500 per kg di tingkat peternak. NFA telah mengalokasikan anggaran Rp 78,6 miliar sebagai subsidi harga.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut hadir dalam kegiatan Tanam Raya Jagung dan menekankan pentingnya pendampingan petani agar hasil panen terserap secara maksimal, termasuk mengatasi persoalan spesifikasi produk seperti kadar air atau aflatoksin.
“Masalah offtaker, saya harap ke depan Bulog bisa lebih banyak inovasi. Spesifikasi hasil panen yang mungkin kurang sesuai, ini mohon dicarikan solusinya bersama. Saya mohon untuk selalu dilakukan pendampingan, pelatihan, berikan akses, dan saya yakin ini bisa diselesaikan kalau keroyokan seperti ini semua,” tegas Gibran. Ia juga berharap agar capaian produksi jagung kuartal ketiga yang mencapai 2,8 juta ton tidak hanya menjadi angka statistik, tetapi berdampak nyata bagi petani.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan komitmennya untuk terus mendorong penguatan cadangan pangan nasional, termasuk jagung. Hingga 6 Oktober, Bulog telah menyerap 82.413 ton jagung, tertinggi dalam 9 tahun terakhir. “Selanjutnya, pada hari ini kami akan memberangkatkan sebanyak 1.268 ton jagung untuk diserap oleh Bulog di seluruh Indonesia. Khusus Provinsi Banten memberangkatkan ke gudang Bulog sebanyak 160 ton,” ujar Kapolri.
Kinerja positif dalam penyerapan jagung juga tercermin dari Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) yang dilaporkan BPS. Di bulan September 2025, NTPP mencapai 113,95, menjadi angka tertinggi sejak April 2024. Kontribusi kelompok palawija (termasuk jagung) naik 1,10 persen, sementara kelompok padi naik 0,09 persen.
Penyerapan produksi jagung dalam negeri oleh Bulog sebagai bagian dari program Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) menunjukkan tren yang sangat positif. Kolaborasi antara pemerintah, Bulog, Polri, dan petani lokal menjadi kunci dalam membangun ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.