PanenTalks, Temanggung – Bupati Temanggung Agus Setyawan optimistis kopi di kabupaten tersebut akan mampu bersaing di pasar nasional, bahkan internasional.
Agus meminta agar hilirisasi komoditas kopi lokal Temanggung pengelolaan secara maksimal agar produk ini menjadi brand terkemuka. Selain itu, mampu bersaing dengan brand-brand kopi asal Lampung, Gayo, dan Bali
“Kualitas kopi kita sangat baik, dengan hilirisasi tepat, branding kopi Temanggung bisa bersaing dengan kopi asal daerah lain yang sudah punya nama,” katanya.
Dia menilai, kesejahteraan petani akan berdampak bersamaan dengan harga jual pasar tinggi.
“Pesan saya, manajemen keluarga para petani ditata sebaik mungkin. Karena pemerintah tidak bisa menentukan harga pasar. Jadi, pertahankan kualitas produksi kopi,” katanya.
Kopi lokal, kata dia, semestinya tidak hanya menjadi tanaman berimplikasi positif pada ekonomi petani saja. Di samping itu, menjadi sajian nikmat, sekaligus kebanggaan dan harga diri warga Temanggung.
ADM Perhutani KPH Kedu Utara, Maria Endah Ambarwati menjelaskan, dari 13.000 hektare kawasan milik Perhutani di wilayah tersebut, 7.500 hektare di antaranya merupakan kawasan lahan perkebunan kopi.
Komoditas tanaman kopi dapat mendukung konservasi hutan dan menjaga kelestarian alam, lantaran tidak termasuk sebagai tanaman musiman berpotensi menyebabkan kerusakan lahan.
“Desa Kertosari sejauh ini menjadi satu dari 13 wilayah di Kecamatan Jumo yang menjadi sentra perkebunan kopi. Tanaman ini sangat bagus sebagai penyangga konservasi alam,” katanya. (*)