Senin, Agustus 18, 2025

Pabrik Rokok Tambah Serapan 6 Ribu Ton Tembakau Temanggung

Share

PanenTalks, Temanggung – Bupati Temanggung Agus Setyawan memastikan ada tambahan serapan 6 ribu ton tembakau dari pabrikan rokok PT Djarum.

“Sejumlah upaya telah kami tempuh jelang periode panen raya beberapa waktu lalu, agar panenan tembakau petani dapat terserap maksimal. Termasuk visit industri ke Kudus, Malang, dan Surabaya,” kata dia melansir mediacenter.temanggungkab.go.id, belum lama ini.

Dia meminta, para petani mengikuti ketentuan oleh pihak industri. Langkah ini agar seluruh hasil panenan tembakau dapat terserap secara maksimal, serta memiliki kompetitif. Harapannya, tembakau dapat kembali menjadi salah satu tumpuan perekonomian dan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

“Harapan saya, mari kita perbaiki kualitas tembakau kita, seperti apa yang dianjurkan oleh pabrikan. Sehingga seluruh hasil panenan musim ini dapat terserap secara maksimal,” kata dia.

Berdasarkan data, luas area tanam tembakau di Kabupaten Temanggung saat ini mencapai 13.000 hektare dengan proyeksi hasil panenan mencapai 10.000 ton. Seluruh hasil panenan milik petani Temanggung tersebut dapat terserap dengan baik, mengingat sejumlah pabrikan lain juga telah bertahap mulai membuka keran pembelian.

“Sebenarnya klasifikasi bahan baku minta industri sama. Yakni kering, non campuran gula, dan berasal dari varietas bagus,” imbuhnya.

Pihak perwakilan PT Djarum di Temanggung, Arief Raharja mengatakan, musim panen 2025 ini untuk pertama kalinya, perusahaan tersebut melakukan penjajakan kerjasama dengan pihak Pemkab Temanggung.

“Baru pertama kalinya, kami melakukan kerjasama yang cukup intensif dengan Pemkab Temanggung terkait serapan bahan baku di musim panen raya,” kata dia.

Meski tengah terkendala cuaca kemarau basah, namun PT. Djarum tetap meminta petani agar menjaga kualitas bahan baku, sesuai dengan kriteria kebutuhan industri.

“Bulan Agustus ini kita akan mulai pembelian dengan kuota sekitar 6.000 ton atau bertambah 1.000 ton dari sebelumnya. Syaratnya bahan baku dalam kondisi kering, non gula, dan berasal dari bibit varietas Jawa. Untuk hari ini, untuk kelas B+ berada di kisaran harga Rp 60.000/kilo dan C- antara Rp 70.000 hingga Rp 75.000/kilogramnya,” tegas dia. (*)

Read more

Local News