Selasa, Agustus 12, 2025

Dari Lebah Tanpa Sengat Jadi ‘Emas Cair’ Bernilai Jutaan

Share

PanenTalks, Tabanan – Kelompok Tani (Poktan) Wana Kelo berhasil mengubah lebah tanpa sengat, yang dikenal sebagai klanceng (Trigona), menjadi generator pendapatan yang menginspirasi.

Di balik keheningan Desa Wanasari, sebuah model ekonomi pedesaan yang cerdas sedang tumbuh pesat.

Mereka tidak hanya memanen madu, tetapi juga menenun masa depan ekonomi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Ketua Poktan Wana Kelo, Putu Nurata, menjelaskan bahwa budidaya dua varietas Trigona—Lavicet Sp dan Terminata Sp—menjadi kunci sukses mereka.

“Rata-rata setiap anggota mengelola 15 hingga 20 sarang, dan saya sendiri memiliki 50 sarang. Madu klanceng ini bukan sekadar pemanis, tapi juga ‘emas cair’ yang permintaannya terus melonjak berkat khasiatnya meningkatkan daya tahan tubuh,” ujar Nurata.

Harga madu premium ini membuktikan nilai ekonominya yang tinggi: Rp100.000 untuk botol kecil dan Rp200.000 untuk botol besar. Angka ini menunjukkan bahwa produk lokal dengan inovasi dan kualitas terjamin memiliki daya saing pasar r.

Kecerdasan Poktan Wana Kelo tidak berhenti pada lebah. Mereka menerapkan model ekonomi terintegrasi yang memukau. Di sekitar sarang-sarang lebah, mereka menanam aneka tanaman hias seperti air mata penganten, santos, dan batavia.

Tanaman ini bukan hanya memperindah lingkungan, tetapi juga menjadi sumber pakan alami yang menjamin kualitas madu. Inilah bukti nyata bagaimana ekologi bisa menjadi pondasi ekonomi yang kokoh.

Inovasi ini menarik perhatian serius dari pemerintah. Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, bahkan datang langsung untuk meninjau lokasi budidaya ini saat acara “Bupati Ngantor di Desa”.

Kehadiran bupati, menjadi sinyal kuat bahwa inisiatif ekonomi akar rumput seperti ini mendapat dukungan penuh.

Pemerintah Kabupaten Tabanan tak berhenti pada apresiasi. Melalui bimbingan teknis (bimtek) yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa dan Dinas Pertanian, para petani dibekali ilmu perawatan lebah hingga strategi pemasaran modern.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Made Subagia, melihat budidaya ini sebagai usaha prospektif yang memadukan keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

“Kami akan terus memberikan pendampingan berkelanjutan. Harapan kami, produk madu dan propolis dari Wanasari dapat menembus pasar yang lebih luas dan menjadi ikon ekonomi inovatif dari Tabanan,” tegasnya.

Kisah Poktan Wana Kelo adalah sebuah inspirasi—bahwa dengan sentuhan inovasi dan dukungan yang tepat, sumber daya alam lokal bisa diubah menjadi mesin ekonomi yang tidak hanya menyejahterakan masyarakat, tetapi juga melestarikan alam. (*)

Read more

Local News