PanenTalks, Yogyakarta – Inisiatif warga RW 07 Patangpuluhan, Kemantren Wirobrajan, dalam mengubah sampah dan lingkungan kumuh menjadi lahan pertanian produktif mendapat perhatian dari Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Dalam kunjungannya ke bantaran Sungai Winongo, Hasto menyatakan apresiasi atas keberhasilan warga dalam mengelola lingkungan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan.
Pemerintah Kota Jogja sendiri tengah menyusun langkah strategis untuk memperluas pendirian Unit Pupuk Organik (UPO) di tiap kemantren. Menurut Hasto, langkah ini penting sebagai upaya konkret untuk mengurangi sampah organik yang selama ini menumpuk di depo.
“Kalau di setiap kemantren ada UPO, maka sampah organik tidak lagi dibawa ke depo. Sebaliknya, bisa kembali ke masyarakat dalam bentuk pupuk yang bermanfaat untuk pertanian perkotaan,” ujar Hasto.
Bantaran Sungai Winongo yang dahulu kumuh kini telah disulap menjadi area pertanian hijau berkat tangan-tangan kreatif dari Kelompok Tani Winongo Asri.
Wali Kota menilai kawasan bantaran sungai ini sangat ideal untuk dijadikan lokasi pengolahan pupuk organik karena memiliki potensi bahan baku yang melimpah dari vegetasi sekitar.
“Kami sedang mencari lokasi yang tepat, dan salah satunya di bantaran Sungai Winongo ini,” katanya.
Daun-daun kering dan sisa dapur rumah tangga menjadi bahan utama dalam proses pembuatan pupuk organik di UPO.
Skema ini tak hanya menekan volume sampah yang harus ditangani depo, tapi juga memberikan manfaat langsung ke masyarakat dalam bentuk hasil pertanian yang bisa dinikmati.
Inovasi warga RW 07 pun tak berhenti di situ. Hasto menyoroti budidaya maggot yang dilakukan oleh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Winongo Asri sebagai langkah konkret dalam mengelola sampah dapur sekaligus menghasilkan nilai ekonomi.
“Saya sangat kagum dengan apa yang dilakukan para anggota KWT Winongo Asri. Budidaya maggot ini bukan hanya sekadar inovasi, tapi bukti nyata kepedulian warga terhadap lingkungan,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan pengelolaan lingkungan di Kota Yogyakarta sangat ditentukan oleh semangat dan partisipasi warga.
“Kekuatan utama Jogja ada di warganya. Kalau semangat ini ditularkan ke wilayah lain, saya optimis persoalan sampah bisa diselesaikan,” kata Hasto.
Sementara itu, Ketua RW 07 Patangpuluhan, Elly Popika Sari, menyampaikan bahwa upaya penghijauan dan pemanfaatan lahan tidak hanya sebatas pada pertanian sayur mayur.
Kelompok Tani Winongo Asri juga berfokus pada pengelolaan sampah rumah tangga melalui kompos dan maggot, sehingga kawasan bantaran sungai tetap bersih dan bermanfaat.
“Dengan kegiatan ini, masyarakat bisa menjaga kebersihan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan keluarga,” ujar Elly.
Ia berharap Pemkot Yogyakarta terus mendukung komunitas seperti ini agar ruang-ruang terbuka kota dapat berkembang menjadi kawasan hijau produktif yang menginspirasi wilayah lain. (*)