PanenTalks, Semarang – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin meminta pengurus Kota Semarang mengembangkan kerajinan lokal sebagai fokus utama.
“Agar kerajinan lokal terus dikembangkan, sebagai salah satu pilar utama pemberdayaan ekonomi daerah. Terlebih, Kota Semarang memiliki berbagai produk UMKM sudah menembus pasar global,” kata dia, Jumat 26 September 2025.
Dia menekankan, dada tiga hal perlu menjadi fokus utama Dekranasda Kota Semarang pengembangan UMKM. Pertama, pembinaan dan pendampingan terhadap pengrajin dan pelaku UMKM.
“Tetap melakukan pendampingan terhadap UMKM-UMKM yang ada, meski di Dekranasda Kota Semarang sudah banyak UMKM memiliki pasar internasional,” kata dia.
Pihaknya berharap melalui pembinaan pelaku UMKM bisa naik kelas, terhadap UMKM baru merintis. Hal ini bertujuan membangun ekosistem usaha kerajinan kuat.
Kedua, terang Nawal, pelaku usaha juga perlu beradaptasi dengan dinamika zaman melalui digital marketing. Sehingga, produk-produk kerajinan dapat memperluas pasar dan mendunia melalui platform digital.
“Selain kita mengikuti event-event Expo, baik itu lokal maupun internasional, digital marketing juga terus didorong,” ucap dia.
Ketiga, kata dia, mendorong agar memperbanyak business matching mempertemukan pelaku usaha dengan calon pembeli. Hal itu bisa kolaborasi dengan stakeholder lainnya, seperti Kadin dan Bank Indonesia.
Menurut Nawal, Kota Semarang memiliki potensi luar biasa, terutama di bidang fesyen dan aksesoris. Dia berharap agar Dekranasda terus menggali potensi itu guna memberdayakan pengrajin UMKM.
“Kalau potensi di Kota Semarang itu ada fesyen, aksesoris juga banyak dimiliki dan banyak diekspor di luar negeri. Seperti produk Rorokenes sudah di pasar Asia dan Eropa,” ungkapnya.
Ketua Harian Dekranasda Kota Semarang, Syahnaz Nadia Winanto menilai, kota ini memiliki banyak potensi bisa berkembang.
Ke depan, kata dia, Dekranasda Kota Semarang akan terus mengembangkan serta memperkuat pendampingan terhadap pelaku UMKM, dari hulu hingga ke hilir.
“Jadi tidak sekadar masuk ke pasar global, akan tetapi membuat sebuah ekosistem di mana skill marketing-nya lebih besar lagi,” kata dia. (*)