PanenTalks, Yogyakarta – Desa Binaan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) binaan Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Surabaya belajar bisnis kopi.
Founder Ontosoro Coffee, Adrian mengatakan, sejak tahun 2016, telah mengekspor kopi Flores ke Belanda.
“Volume ekspor terus berkembang, dan pada tahun 2025 diperkirakan telah mencapai 200 ton untuk kopi grade 1 premium,” kata dia, akhir pekan lalu.
Dia melanjutkan, beberapa desa binaan KUPS PUPUK Surabaya. Meliputi Desa Sodong, Silurah, Pesantren, dan Bismo, mengikuti sarasehan mengenai proses ekspor kopi.
“Selain fokus pada ekspor, Ontosoro juga menjalin kerja sama dengan petani untuk peningkatan produktivitas,” ujar dia.
Meliputi kopi dari Jawa Barat dijual ke Medan. Harga maksimal saat ini mencapai Rp70.000/kg. Untuk pasar Eropa, harga kopi robusta bisa mencapai Rp120.000/kg, sedangkan arabika Rp80.000/kg. Pihaknya juga melayani capacity building dalam bidang pengolahan kopi, termasuk layanan buller dan pulping bagi kelompok petani atau pelaku usaha kopi membutuhkan.
Pendamping KUPS Endang berharap, agar kelompok perempuan bertemu dengan eksportir hingga menjadi pioner kelompoknya.
“Kelompok tersebut bergerak dalam bisnis kopi bertaraf intrnasional yang terkenal adil dalam penentuan harga,” kata dia.
Dari hasil diskusi, kelompok tersebut menyampaikan mereka membutuhkan penggilingan basah sebanyak 3 ton per bulan. Dengan kapasitas tersebut, mereka dinilai memiliki potensi kerja sama kopi.
Salah satu anggota KUPS Melati Sejahtera asal Blado, Kabupaten Batang Nuriyah memanfaatkan kesempatan diskusi untuk mendapatkan ilmu dan dan teknik penanaman kopi baik dan benar.
“Biar tambah paham soal nanam kopi yang batuk, makanya ikut ke sini,” kata dia. (*)

