Sabtu, September 27, 2025

Desa Jadi Motor Penggerak Ekspor

Share

PanenTalks, Jakarta-Desa BISA Ekspor hadir sebagai wujud tekad menjadikan desa motor penggerak ekspor Indonesia. Program ini digagas untuk menggali potensi produk unggulan lokal dan mengubahnya menjadi kekuatan ekonomi global yang memberikan kesejahteraan nyata bagi masyarakat desa.

“Hari ini, kita bersinergi meluncurkan Program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor. Keberhasilan ekspor tidak bisa dicapai sendirian, melainkan melalui kerja sama erat pemerintah, swasta, koperasi, dan masyarakat. Mari kita bersama-sama menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia,” ujar Menteri Perdagangan Budi Santoso saat meresmikan program tersebut di Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (9/9).

Budi menegaskan, Desa BISA Ekspor merupakan kolaborasi besar antara Kemendag, Kemendes PDT, Kementan, LPEI, Astra, serta mitra strategis lain. “Kami ingin menggali potensi desa agar bisa memberi kesejahteraan nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Menurutnya, program ini menyinergikan berbagai inisiatif yang sudah berjalan, mulai dari UMKM BISA Ekspor, Desa Ekspor, Desa Organik, Desa Devisa, hingga Desa Sejahtera Astra. Ke depan, juga akan melibatkan Program Kampung Nelayan dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

“Kemendag bersama mitra strategis telah memetakan 2.357 desa. Sebanyak 741 desa siap ekspor dan 1.616 desa butuh pembinaan. Semua akan difasilitasi dengan pelatihan, klinik bisnis, hingga dukungan agregator dari BUMN dan swasta,” jelas Mendag.

Untuk desa siap ekspor, langkah promosi sudah dilakukan, antara lain integrasi data ke platform INAEXPORT, business pitching dengan buyer luar negeri, serta penjajakan bisnis dengan India dan Australia. Sementara desa yang masih butuh pendampingan akan mendapat dukungan intensif berupa pengembangan produk, peningkatan SDM, perluasan pasar, hingga akses pembiayaan.

Sebagai identitas, diluncurkan Logo Desa BISA Ekspor yang terdiri dari TUNESA (Tunas Desa) dan ANYASA (Anyaman Desa). “Logo ini menggambarkan desa sebagai benih dengan daya tumbuh besar yang diperkuat simpul kolaborasi semua pihak,” terang Mendag.

Wamendes PDT Ahmad Riza Patria menyampaikan, “Saat ini ada lebih dari 55.941 BUM Desa aktif dan 80.000 lebih KDMP yang mengelola unit usaha. Jika dikelola dengan baik, BUM Desa dan KDMP akan menjadi tulang punggung ekonomi desa.”

Peluncuran program ini juga ditandai dengan pelepasan ekspor simbolis. Desa Kakao Jembrana mengekspor kakao fermentasi senilai Rp2,4 miliar ke Prancis. Desa Benih Bandeng Buleleng mengekspor Rp45 juta ke Filipina, sementara Desa Hortikultura Bali mengekspor Rp6 juta ke Singapura.

“Saat ini kita patut berbangga karena desa-desa berhasil menembus pasar global. Ini adalah capaian awal yang membanggakan,” pungkas Budi Santoso.

Read more

Local News