PanenTalks, Pasuruan – Potensi hortikultura di wilayah pegunungan Jawa Timur terus menunjukkan perkembangan positif. Salah satunya adalah budidaya Jeruk Siam Madu di Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, yang kini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan jeruk unggulan tersebut, sekaligus mendorong penguatan pasar dan pengembangan kawasan desa wisata berbasis agrikultur.
“Rasanya manis dan sangat segar. Buah jeruk ini menjadi produk hortikultura unggulan dari Kecamatan Tutur,” ujar Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu.
Kecamatan Tutur yang berada di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut memiliki kondisi geografis ideal untuk pengembangan tanaman hortikultura. Keunggulan Jeruk Siam Madu, menurut Khofifah, tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada siklus panennya yang cepat dan berkelanjutan.
“Jangka waktu panen buah jeruk ini cukup cepat. Jadi kalau mupus langsung berbunga lagi, setelah dipetik langsung bunga. Jadi buahnya tidak berhenti tumbuh,” katanya.
Melihat potensi tersebut, Khofifah menegaskan pentingnya penguatan produksi dan pemasaran secara terintegrasi. Selain itu, ia mendorong Desa Kayu Kebek dikembangkan sebagai destinasi wisata agrikultur yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Ia juga menyebutkan, pada tahun 2024, produksi jeruk di Jawa Timur mencapai 1.406.415 ton atau sekitar 49,7 persen dari total produksi nasional.
“Kita harus dukung karena desa ini punya potensi desa wisata yang cukup strategis. Kita konsultasikan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) supaya berdampak positif pada perekonomian masyarakat. Untuk hasil budidaya jeruk, kita optimalkan juga produksi dan pemasarannya,” ujar Khofifah.
Sementara itu, Kepala Desa Kayu Kebek, Yudha, mengungkapkan bahwa desanya memiliki potensi besar di sektor pertanian dan peternakan. Ia berharap dukungan dari pemerintah provinsi dapat memperluas promosi Jeruk Siam Madu agar lebih dikenal masyarakat luas.
“Harapan kami nanti di tahun 2026 dan selanjutnya menjadikan Desa Kayu Kebek dan desa lainnya di Kecamatan Tutur sebagai desa destinasi wisata yang merupakan desa penyangga Gunung Bromo. Semoga sektor pertanian maupun peternakan di sini memiliki daya saing yang tinggi,” ujar Yudha.
Yudha menambahkan, Jeruk Siam Madu yang dibudidayakan di wilayahnya memiliki ukuran besar dan cita rasa yang kuat. Proses penanamannya dilakukan dengan sistem organik dan pengawasan ketat hingga masa panen.
“Penunjang utama kami adalah pengolahan, jadi pengolahan kita maksimalkan mulai dari awal sampai panen. Kita pakai pupuk kandang, intinya kita maksimalkan pupuk organik,” katanya.
Selain itu, jeruk yang dihasilkan di desa tersebut berukuran besar, dengan satu kilogram berisi enam hingga tujuh buah. Namun untuk saat ini, pemasaran jeruk masih bergantung pada pengepul yang menyalurkannya ke berbagai daerah, seperti Jawa, Jakarta, hingga Pontianak.

