PanenTalks, Badung – Desa Kutuh kembali menorehkan langkah progresif dalam pengelolaan sampah berkelanjutan dengan meluncurkan program pembuatan paving block dari abu residu mesin pembakaran sampah.
Inovasi ini secara resmi diluncurkan di Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Tuntas Ditempat Teba Kauh pada Kamis 31 Juli, menandai terobosan signifikan dalam upaya penanganan limbah sekaligus memberikan nilai tambah pada material yang sebelumnya dianggap tidak berguna.
Program yang menjadi bukti nyata ekonomi sirkular ini menarik perhatian berbagai pihak. Camat Kuta Selatan, Perbekel Desa Kutuh, Ketua TP PKK Desa Kutuh, serta para tokoh pemuda yang tergabung dalam komunitas Jegeg Bagus Desa Kutuh – duta lingkungan yang aktif mengampanyekan gaya hidup minim sampah – turut hadir dalam acara peluncuran.
Camat Kuta Selatan menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inovasi ini. “Langkah Desa Kutuh ini membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tingkat desa. Abu yang sebelumnya hanya limbah, kini disulap menjadi bahan bangunan yang bermanfaat.
“Inilah wajah baru desa-desa kita—berani berinovasi, peduli lingkungan, dan melibatkan pemuda. Saya harap program ini bisa menjadi role model bagi desa-desa lain di wilayah Badung, bahkan Bali secara umum,” ujarnya.
Program ini merupakan hasil kolaborasi erat antara perangkat desa, komunitas lingkungan, dan pemuda setempat. Abu sisa pembakaran sampah yang tadinya akan dibuang, kini diproses ulang menjadi paving block yang kuat, ekonomis, dan tentunya ramah lingkungan. Inovasi ini tidak hanya berkontribusi pada pengurangan volume sampah secara signifikan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru berbasis daur ulang bagi masyarakat desa.
Perbekel Desa Kutuh dalam sambutannya menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian integral dari komitmen Desa Kutuh menuju visi desa bebas sampah dan berkelanjutan.
“Kami ingin membuktikan bahwa dari limbah pun bisa lahir harapan dan manfaat. Dengan inovasi, kolaborasi, dan semangat gotong royong, kami yakin Kutuh bisa menjadi desa percontohan pengelolaan sampah terpadu di Bali,” tegasnya dikutip dari badungkab.go.id
Kemeriahan acara semakin terasa dengan penampilan Jegeg Bagus Desa Kutuh, yang tidak hanya berfungsi sebagai duta sampah tetapi juga sebagai agen perubahan lingkungan yang aktif berinteraksi dengan masyarakat.
Selain seremoni peluncuran, acara ini juga diisi dengan demonstrasi langsung pembuatan paving block dan diskusi interaktif mengenai konsep ekonomi sirkular. Suasana yang penuh semangat dan antusiasme menunjukkan bahwa semangat cinta lingkungan kini telah tumbuh kuat di tingkat akar rumput.
Desa Kutuh telah memberikan teladan bahwa inovasi tidak harus mahal, asalkan lahir dari kepedulian dan semangat perubahan. Dari abu menjadi jalan – bukan hanya makna harfiah, tetapi simbol transformasi menuju masa depan yang lebih hijau dan mandiri.(*)