Sabtu, September 27, 2025

Desa Ujung Tombak Gerakan Bali Bersih Sampah

Share

PanenTalks, Karangasem – Desa dan kepala desa menjadi ujung tombak dalam Gerakan Bali Bersih Sampah yang terus digaungkan Pemprov Bali.

Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Palemahan Kedas (PADAS) Provinsi Bali, Putri Koster, menegaskan bahwa desa dan kepala desa adalah ujung tombak Gerakan Bali Bersih Sampah.

Hal ini disampaikan dalam sosialisasi percepatan pelaksanaan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai (PPPPSP) dan PSBS di Kantor Camat Selat dan Sidemen, Karangasem, pada Jumat (19/9).

Putri Koster menyatakan, pola pengelolaan sampah lama, yaitu “kumpul–angkut–buang” yang telah berlangsung selama 40 tahun, terbukti tidak efektif dan menimbulkan masalah lingkungan serius. Ia menekankan sampah dapat menjadi berkah jika dipilah dari sumbernya.

“Kalau sampah hanya dipindahkan, itu akan menjadi musibah. Tetapi kalau sampah dipilah dari sumbernya, maka akan menjadi berkah,” ujarnya.

Putri Koster mengajak masyarakat, terutama ibu rumah tangga, untuk mengelola sampah organik di dapur menggunakan tong komposter atau TEBA modern.

Sampah anorganik didaur ulang melalui TPS3R, sementara residu dikelola terpisah tanpa lagi dibuang ke TPA. Ia menekankan peran vital kepala desa dan bendesa adat sebagai pemimpin gerakan ini.

Kalau desa bersih, maka kecamatan akan bersih. Kecamatan bersih maka kabupaten juga bersih, dan akhirnya Bali pun bersih.

“Kepala desa dan bendesa adalah ujung tombak sekaligus komandan gerakan ini. Untuk itu mari berkreasi dan berinovasi agar sampah selesai di desa,” tegasnya.

Gerakan PSBS, menurutnya, bukan sekadar program pemerintah, tetapi sebuah gerakan kolektif untuk mewujudkan Bali Bersih Sampah. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak lagi membakar sampah, menumpuk sampah di ruang terbuka, atau membuangnya ke TPA.

Camat Selat, I Gusti Ngurah Dyumatsna, melaporkan bahwa masalah sampah masih menjadi tantangan serius bagi 8 desa dan 27 desa adat di wilayahnya. Ia menyoroti pentingnya pemetaan lahan untuk TPS3R, penguatan aturan, serta pembangunan TEBA modern. Beberapa desa adat di Selat telah memulai pengelolaan sampah dengan baik.

Sementara itu, Camat Sidemen, I Nyoman Swenegara, menyambut baik dan mendukung penuh PSBS sebagai solusi strategis.

“Kami secara konsisten mensosialisasikan serta mendorong partisipasi masyarakat untuk aktif bertanggung jawab dalam mengelola sampahnya secara mandiri,” jelasnya.

Kepala Dinas KLH Provinsi Bali, I Made Rentin, menambahkan, Pemerintah Provinsi Bali fokus pada pengelolaan sampah di hulu (rumah tangga dan desa adat) dengan metode TEBA modern untuk sampah dedaunan dan tong komposter untuk sampah dapur.

Untuk pengelolaan di tingkat desa, alternatif yang didorong adalah TPS3R dan TPST untuk sampah anorganik. Sedangkan di hilir, pemerintah sedang mengupayakan pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi (WTE) atau insinerator, sejalan dengan amanat UU No. 18 Tahun 2008 yang melarang sistem pembuangan sampah terbuka (open dumping) di TPA.

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Ketua TP PKK Kabupaten Karangasem, Kepala Dinas PMD Dukcapil Provinsi Bali, para perbekel, bendesa adat, serta tim percepatan PPPPSP dan PSBS.(*)

Read more

Local News