PanenTalks, Yogyakarta – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yuna Pancawati mengatakan, konflik di Timur Tengah dapat menimbulkan gangguan baru terhadap aktivitas perdagangan luar negeri.
“Tentu saja jika perang Israel Iran berkepanjangan akan memberikan masalah baru bagi kegiatan ekspor DIY,” ujarnya, Kamis 26 Juni 2025.
Dia melanjutkan, produk ekspor DIY ke kawasan Timur Tengah cukup beragam. Seperti makanan olahan seperti kripik pisang dan granola, hingga furnitur dan kerajinan kayu menjadi komoditas unggulan daerah.
Disperindag mengingatkan, situasi ini bisa cepat berubah. Ketidakstabilan keamanan berisiko mengganggu arus distribusi logistik global, baik melalui jalur udara maupun laut.
“Tentu (menjadi kekhawatiran) apalagi saat ini ekspor DIY sudah mengalami peningkatan ke wilayah Timur Tengah,” ucapnya.
Dia melanjutkan, pekan lalu telah berangkat tiga kontainer ekspor dari Yogyakarta. Masing-masing menuju Uni Emirat Arab, Prancis dan Dubai.
“Informasi dari eksportir homedeco,” ujar Yuna.
Menurut dia, kondisi di lapangan menunjukkan sebagian pelaku usaha belum melaporkan ada gangguan serius, termasuk harga pengiriman kargo masih terbilang stabil. Namun, situasi tersebut bisa berubah jika konflik melebar menjadi pertikaian kawasan melibatkan negara-negara besar lainnya.
Gangguan potensial mencakup hambatan distribusi barang, lonjakan biaya logistik, dan penurunan permintaan pasar karena tingginya ketidakpastian ekonomi di wilayah tujuan ekspor.
Sebagai antisipasi, Yuna menekankan pentingnya diversifikasi pasar agar pelaku usaha tidak terlalu tergantung satu kawasan saja.
Ia juga mendorong pelaku ekspor DIY untuk mulai menyusun strategi manajemen risiko, termasuk menghadapi potensi gangguan rantai pasok global atau fluktuasi biaya operasional.
“Meningkatkan efisiensi produksi dan logistik untuk mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing,” kata dia. (*)
Editor : Hendrati Hapsari