PanenTalks, Batang – Para Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) pulang kampung ke Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyebarkan hasil penelitian dan pengetahuan ke desa-desa sebagai warisan perguruan tinggi tersebut di tingkat lokal.
Kali ini Program “Dosen Pulang Kampung” mengunjungi Desa Kedungsegog, Kabupaten Batang guna menciptakan legacy IPB di tingkat lokal.
Ketua Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan IPB, Eko Sri Wiyono mengatakan, fokus kegiatan kali ini adalah edukasi pengelolaan sumber daya perikanan laut dengan sasaran utama ibu-ibu dan anak-anak, mengutip laman InfoPublik.
“Strategi tersebut dipilih karena ibu dan anak dianggap sebagai agen perubahan efektif. Kalau bapak-bapak nelayan biasanya lebih fokus mencari nafkah. Sementara ibu-ibu dan anak-anak bisa menjadi jembatan informasi, menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini,” kata Ketua Tim Program, Sabtu 20 September 2025.
Dia menerangkan, salah satu cara edukasi adalah permainan Jagoan Anak Nelayan Nusantara (JANTRA). Permainan ini menyerupai ular tangga berukuran besar dimainkan secara fisik oleh anak-anak. Di setiap kotak permainan, anak akan menjawab pertanyaan seputar laut ekosistem, alat tangkap ramah lingkungan, hingga bahaya praktik merusak seperti bom ikan.
“Jika tidak bisa menjawab, fasilitator akan memberikan penjelasan sehingga proses belajar berlangsung interaktif,” kata dia.
Dia menilai, permainan akan mendorong anak-anak lebih antusias untuk belajar sambil bermain. Harapannya, pemahaman soal pentingnya menjaga laut bisa tertanam kuat.
Kabupaten Batang, kata dia, pemilihan lokasi karena beberapa alasan. Pertama, IPB belum pernah melaksanakan kegiatan serupa di daerah ini. Kedua, adanya kawasan industri di pesisir Batang yang berpotensi memberikan tekanan terhadap ekosistem laut.
“Edukasi kepada masyarakat sangat penting agar mereka siap menghadapi perubahan lingkungan akibat pembangunan di wilayah pesisir,” kata dia.
Dia mengharapkan, anak-anak dan masyarakat pesisir Batang tidak hanya bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan, tetapi juga mampu merawat dan mengelolanya secara berkelanjutan.
Kepala Desa Kedungsegog Rusbab mengatakan, kehadiran para dosen membuka kolaborasi seluas-luasnya untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat.
“Memberikan pemahaman pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir, demi berkelanjutan kehidupan generasi ke generasi masyarakat,” kata dia. (*)