Rabu, Juni 18, 2025

Dosen UGM Beri Tips Pilih Hewan Kurban Sehat

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada mengadakan Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban di Auditorium R. Soepardjo, guna memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat dan tidak cacat.

Dosen Fakultas Peternakan UGM, Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., menyampaikan, tips memilih hewan kurban sudah dewasa atau cukup umur melalui penampakan gigi “poel” atau tahap pergantian gigi.

“Pada kambing dan domba, pergantian gigi mulai pada usia sekitar 1 tahun. Untuk sapi, biasanya terjadi saat usia dua tahun, sedangkan unta pada usia lima tahun,” katanya. 

Proses pergantian gigi mulai dari sepasang gigi seri paling tengah di rahang bawah. Hewan seperti kambing, domba, dan sapi tidak memiliki gigi seri di rahang atas.

Rahang bawah memiliki empat pasang gigi seri atau total delapan gigi. Jika satu pasang gigi sudah berganti, maka disebut Poel 1. Jika dua pasang sudah berganti, disebut Poel 2, dan seterusnya.

Dia mengatakan, masyarakay perlu waspada ada praktik tidak etis dari sebagian pedagang mencabut gigi agar seolah-olah hewan sudah poel dan layak kurban.

“Karenanya penting melakukan pemeriksaan langsung atau berkonsultasi dengan ahlinya,” ujarnya. 

Nanung mengatakan, perlu juga untuk memeriksa kondisi fisik hewan kurban. Antara lain tidak buta atau cacat pada mata, tidak dalam kondisi sakit, tidak pincang, serta tidak kurus kering tanpa daging.

“Jangan sampai memilih hewan yang kelihatan murah karena cacat atau sakit. Memilih hewan terbaik adalah bentuk penghormatan kita kepada Allah, sebagaimana kita ingin memberikan yang terbaik dalam ibadah,” tuturnya.

Panitia kurban juga perlu memeriksa jika terdapat penyakit seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) bisa menular cepat antar hewan.

Salah satu peserta dari pengurus masjid di Yogyakarta Muhammad RifqiArdi mengatakan, pemaparan dari pemateri sangat informatif.

“Materinya sangat menarik dan jelas. Kami yang akan bertugas sebagai penyembelih merasa sangat terbantu. Harapannya, pelatihan semacam ini bisa rutin diadakan setiap tahun agar para jagal tahunan mendapat penyegaran ilmu,” ungkap Rifqi.

Senada dengan itu, Muhammad Nasir, peserta lain yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah menuturkan, langkah positif mendukung pelaksanaan ibadah kurban lebih baik, aman dan sesuai syariat.

“Sekarang proses penyembelihan sudah jauh berkembang dibanding dulu. Tidak lagi asal-asalan, tapi mulai memperhatikan teknik menjatuhkan sapi, pemilihan pisau, hingga aspek kebersihan,” jelasnya. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News