PanenTalks, Gunungkidul – Semangat membara dan kegigihan petani di Kabupaten Gunungkidul dalam menjaga ketahanan pangan patut diacungi jempol! Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia secara langsung menyampaikan apresiasi tinggi atas keberhasilan budidaya bawang merah di wilayah ini.
Pujian tersebut disampaikan dalam kunjungan kerja empat anggota DPD RI asal Daerah Istimewa Yogyakarta ke Padukuhan Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar pada Senin (16/6).
Kunjungan yang dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas, bersama anggota DPD RI lainnya, RA Yashinta Sekarwangi Mega, Ahmad Syauqi Soeratno, dan Hilmy Muhammad, diawali dengan suasana penuh kehangatan saat mereka turut serta dalam panen raya bawang merah di lahan pertanian warga.
GKR Hemas dengan bangga menyoroti kunci keberhasilan budidaya pertanian di Gunungkidul. “Yang paling penting adalah kemauan masyarakat. Kalau ada kemauan untuk maju, apalagi dengan didikan dan pendampingan, maka hasilnya bisa maksimal,” tegasnya.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa semangat gotong royong dan tekad kuat para petani adalah fondasi utama dalam mencapai swasembada pangan.
Potensi Gunungkidul dalam budidaya bawang merah memang luar biasa dan patut dibanggakan. Tercatat, seluas 211 hektar lahan di wilayah ini telah berhasil ditanami bawang merah, menunjukkan kapasitas produksi yang signifikan.
GKR Hemas menambahkan bahwa tingginya kemauan masyarakat untuk mengembangkan tanaman bawang merah adalah aset berharga yang harus terus didukung. Ini bukan hanya tentang menghasilkan komoditas, tetapi juga tentang memperkuat pondasi ekonomi lokal dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat luas.
“Apa yang dilakukan petani di sini menjadi wujud nyata menjaga ketahanan pangan sebagaimana arahan Presiden,” lanjutnya.
Yashinta Sekarwangi Mega menambahkan, pertanian bawang merah di Gunungkidul berperan penting dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Ia juga menyoroti perlunya dukungan kelembagaan untuk memperkuat posisi petani.
“Bawang merah bukan hanya komoditas pangan, tapi penggerak ekonomi. Gunungkidul ini daerah agraris dengan luas lahan potensial. Namun, beberapa wilayah masih masuk kategori rentan pangan. Maka penguatan melalui koperasi seperti Koperasi Desa Merah Putih sangat penting sebagai wadah pengembangan hasil tani,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyampaikan bahwa panen raya bawang merah ini membuktikan ketangguhan petani di tengah tantangan. Semangat kemandirian pangan dan daya juang petani tetap terjaga, meski menghadapi tantangan iklim, permodalan, hingga harga pasar.
“Maka melalui dialog aspiratif ini sangat penting agar kebijakan yang lahir benar-benar berpihak dan tepat sasaran,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkab Gunungkidul terus mendorong inovasi di sektor pertanian melalui peningkatan kapasitas kelompok tani, diversifikasi produk, dan penguatan rantai pasok.
“Harapannya, desa-desa seperti Klayar tak hanya menjadi lumbung pangan, tapi juga pusat ekonomi berbasis potensi lokal,” imbuh Joko.
Panewu Nglipar, Sustiwiningsih, menjelaskan bahwa hasil pertanian bawang merah di wilayahnya cukup menjanjikan. Dari satu hektare lahan, petani dapat memanen hingga 30 ton bawang merah basah.
Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari agenda jaring aspirasi untuk menyerap masukan langsung dari akar rumput, sekaligus mendorong penguatan kebijakan berbasis kebutuhan lokal, khususnya di sektor pertanian.
“Dengan harga jual mencapai Rp25.000 per kilogram ini cukup menjanjikan,” katanya. (*)
Editor: Rahmat