PanenTalks, Yogyakarta – Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tewas dalam musibah kecelakaan laut di perairan Debut, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa 1 Juli 2025.
Mendiang sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Unit Manyeuw.
Mereka adalah mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik angkatan 2022 asal Sumbawa Barat, NTB, dan Bagus Adi Prayogo (21), mahasiswa Fakultas Kehutanan angkatan 2022 asal Bojonegoro, Jawa Timur.
Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, Rustamadji menjelaskan, Septian meninggal pada pukul 15.28 WIT, tak lama setelah perahu terbalik. Sementara Bagus sempat hilang sebelum akhirnya ketemu dalam keadaan meninggal oleh warga Pulau Wahru pada pukul 23.00 WIT.
“Kehilangan dua mahasiswa ini adalah luka mendalam bagi seluruh keluarga besar UGM. Kami turut berduka cita dan berharap keluarga diberikan kekuatan menghadapi cobaan ini,” ujar Rustamadji kepada wartawan.
Peristiwa tragis tersebut bermula saat tujuh mahasiswa KKN-PPM bersama lima warga setempat menjalankan proyek Revitalisasi Terumbu Karang menggunakan metode Artificial Patch Reef (APR). Mereka berangkat dari Pelabuhan PSDKP sekitar pukul 11.00 WIT menuju Pulau Wahru untuk mengambil pasir sebagai bagian dari kegiatan konservasi.
Namun dalam perjalanan pulang, salah satu speedboat membawa tujuh penumpang terbalik akibat gelombang tinggi dan tiupan angin kencang di perairan sekitar 22 mil laut dari pelabuhan. Tim SAR segera terjun melakukan penyelamatan dan berhasil menyelamatkan lima mahasiswa. Sedangkan, dua lainnya yakni Septian dan Bagus tidak selamat.
Pihak UGM segera melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, termasuk Bupati Maluku Tenggara, Pemerintah Provinsi Maluku, serta Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) wilayah Maluku. Prioritas saat ini adalah memastikan pendampingan psikologis bagi mahasiswa selamat serta pemulangan jenazah ke keluarga masing-masing.
“Universitas berkomitmen penuh untuk mendampingi proses ini, baik secara logistik, psikologis, maupun administratif. Dosen pembimbing lapangan (DPL), mitra lokal, serta perwakilan universitas turut memfasilitasi proses pemulangan jenazah ke kampung halaman,” kata Rustamadji.
Ia juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak telah terlibat dalam upaya pencarian dan evakuasi korban.
“Dukungan dari masyarakat lokal, pemerintah daerah, serta tim SAR sangat membantu dalam situasi darurat ini. Atas nama UGM, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” tutupnya. (*)
Editor : Hendrati Hapsari