Sabtu, September 27, 2025

Empat Seniman Pamerkan Kisah Pribadi dalam Pameran “Interval Palimpsest” di Yogyakarta

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Pameran seni rupa bertajuk Interval Palimpsest tengah digelar di ARTSPACE, ARTOTEL Suites Bianti Yogyakarta. Pameran ini menjadi wadah bagi empat seniman Norma Fauza, I Nyoman Adiana, Gunhadi, dan Ary Kurniawan untuk mengekspresikan narasi personal melalui karya seni.

Salah satu seniman yang mencuri perhatian adalah Norma Fauza. Melalui tiga lukisan yang ditampilkan, seniman asal Padang ini menghadirkan kisah hidupnya dalam medium kanvas.

Norma tidak hanya menyuguhkan warna dan bentuk, tetapi juga menggali pengalaman emosional dan spiritual dari perjalanan hidupnya.

Salah satu karyanya yang berjudul “Back to Life”, menceritakan pengalaman-pengalaman hampir kehilangan nyawa yang pernah dialaminya, mulai dari nyaris tenggelam saat kecil, hampir tertabrak kereta, hingga jatuh dari mobil.

Norma menyebut karya tersebut sebagai bentuk rasa syukurnya atas kesempatan hidup yang masih diberikan Tuhan.

“Setiap kali selamat dari situasi itu, saya merasa seperti diberi kesempatan untuk bangkit lagi. Hidup ini pasti ada artinya, tidak mungkin berhenti begitu saja,” ujar Norma, Jumat, 26 September 2025.

“Semua kenangan-kenangan tersebut saya lukiskan kembali sebagai bentuk rasa syukur dan refleksi hidup saya,” ucapnya menambahkan.

Karya kedua Norma berjudul “Tabur”, menjadi pengingat akan perjuangannya sebagai perantau dari Padang ke Yogyakarta. Dalam lukisan tersebut, ia menuangkan filosofi hidup yang diyakininya, bahwa apa yang ditanam pasti akan dituai.

Sementara itu, karya ketiganya, “When I Was Younger at Carnival”, mengangkat memori manis masa kecil saat mengikuti karnaval TK dan mengenakan busana pengantin. Bagi Norma, karya ini tidak hanya sekadar nostalgia, tetapi juga menyiratkan harapannya yang masih ia simpan hingga hari ini.

“Lukisan ini adalah harapan saya untuk segera menemukan pasangan hidup, sebagai bentuk keinginan saya di usia sekarang,” ungkap dia.

“Saya berharap audiens juga bisa menemukan nilai dalam perjalanan mereka sendiri. Jangan mengeluh, jangan menyerah,” ujarnya.

Norma juga menuturkan bahwa pemilihan warna dalam karyanya menjadi elemen penting dalam menyampaikan nuansa emosional dan cerita hidupnya.

Tentang Konsep “Interval Palimpsest”

Interval Palimpsest mengangkat dua konsep utama. ‘Palimpsest’, istilah yang merujuk pada naskah kuno yang ditulis ulang di atas teks lama, diadaptasi menjadi metafora tentang lapisan-lapisan memori dalam karya seni. Sedangkan ‘interval’ merujuk pada jeda yang memberi ruang bagi perenungan di antara waktu, bentuk, dan warna.

General Manager ARTOTEL Suites Bianti Yogyakarta, Reza Farhan, mengapresiasi kehadiran keempat seniman dan menyebut pameran ini sebagai upaya memperkaya atmosfer hotel dengan narasi visual yang kuat.

“Lukisan-lukisan di lobby kami memperindah suasana, sekaligus mengundang tamu dan pengunjung mengapresiasi narasi dalam warna antara waktu dan imajinasi,” ujarnya. (*)

Read more

Local News