Minggu, Agustus 17, 2025

Epidemiolog UGM Dukung Uji Klinis Vaksin TBC

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Ahli Epidemiologi dari Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D mendukung uji klinis vaksin TBC.

Donnie, sapaan akrabnya, menyebut ada anggapan beredar masyarakat akan menjadi “kelinci percobaan” dalam uji klinis ini.

Donnie menilai, diksi tersebut tidak tepat dan seolah mengandaikan warga masyarakat tidak berdaya untuk menolak.

“Dalam konteks uji klinis, seseorang tidak bisa dipaksa untuk ikut, karena sifatnya sukarela. Bahkan memenuhi syarat tertentu sehingga meskipun seseorang sudah sukarela, tetapi tidak memenuhi syarat, maka ia tetap tidak dapat berpartisipasi dalam uji klinis,” paparnya, Kamis 22 Mei 2025.

Salah satu aspek paling banyak meresahkan publik adalah perihal keamanan uji klinis.

Terkait aspek ini, Donnie menjelaskan, uji klinis vaksin TBC telah melalui beberapa fase. Penerapan uji klinis merupakan fase ketiga fokus pada efek, yaitu vaksin dapat mencegah terjadinya TBC.

Ia meyakinkan, uji terkait aspek keamanan sudah melalui dua fase. Sebelumnya jika tidak terpenuhi maka tidak dapat berlanjut hingga ke fase ini.

“Seluruh pelaksanaan fase penelitian dengan pengawasan dari badan-badan independen, baik di tingkat nasional maupun internasional berperan mendeteksi adanya risiko yang mungkin terjadi,” katanya.

Indonesia sendiri merupakan negara dengan beban kasus TBC tertinggi kedua di dunia dengan satu juta kasus TBC di Indonesia setiap tahunnya dan angka kematian mencapai sekitar 130.000 jiwa.

Oleh karena itu, Donnie menyebut Indonesia memiliki kepentingan terhadap uji klinis ini. Hal tersebut untuk memastikan bahwa vaksin TBC yang akan diujikan aman dan efektif untuk populasi di Indonesia.

“Tingginya beban kasus TBC di Indonesia, tinggi pula kebutuhan terhadap vaksin ini untuk mencegah terjadinya penularan dan mengurangi kematian akibatnya,” terangnya.

Donnie menyampaikan, vaksin BCG kepada anak-anak tidak memberikan proteksi penuh terhadap penularan.

“Jadi, kita perlu vaksin yang lebih baik lagi untuk melindungi dari penularan. Namun untuk mendapatkannya perlu melakukan uji klinis terlebih dahulu,” imbuhnya.

Donnie menyinggung soal keterlibatan Bill Gates dalam uji klinis vaksin TBC ini di Indonesia. Ia melihat peran Bill Gates masih dalam koridor filantropi atau kemanusiaan.

Namun secara umum, Donnie berharap pro dan kontra tidak menghilangkan peluang untuk ikut menanggulangi penularan penyakit TBC.

“Masyarakat perlu melihat bahwa ada manfaat dari uji klinis ini,” kata dia.

Dia menerangkan, jika manfaat lebih besar berbanding dengan risiko maka bisa mendukung karena akan berdampak bagi kesehatan. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News