Minggu, Agustus 17, 2025

Festival Bali Jani: Kanvas Ekspresi Seniman Kontemporer

Share

PanenTalks, Denpasar – Panggung seni budaya Bali kembali semarak dengan perpaduan tradisi dan modernitas. Gubernur Bali, Wayan Koster, secara resmi menutup Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 sekaligus membuka Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VII Tahun 2025.

Momen penting ini ditandai dengan pemutaran Padma Asta Dala di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali, akhir pekan lalu.

Gubernur Koster menegaskan kembali komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga, melestarikan, dan memajukan seni budaya Pulau Dewata.

Apresiasi mendalam disampaikan kepada seluruh seniman atas dedikasi dan konsistensinya dalam berkarya serta berinovasi, yang telah menghidupkan panggung PKB dari tahun ke tahun.

Menurut Koster, PKB tahun ini semakin menunjukkan keberagaman seni berbasis kearifan lokal dan sejarah daerah.

Setiap penampilan dari berbagai sekaa (kelompok seni) tidak hanya menghadirkan kekayaan lokal, tetapi juga melibatkan kolaborasi harmonis antara generasi muda dan tua.

Antusiasme masyarakat Bali yang begitu tinggi, terlihat dari padatnya panggung Ardha Candra di setiap pertunjukan, membuktikan bahwa seni budaya Bali tetap hidup dan relevan.

“Budaya Bali kuat, budaya Bali tidak pernah mati karena generasi muda kita terus tumbuh dan menunjukkan keterlibatan nyata, sehingga kita tidak perlu khawatir. Seni dan budaya di Bali akan terus hidup, berkembang, dan diwariskan,” tegas Gubernur Bali.

Ia juga menyoroti keunikan budaya Bali sebagai penopang utama pariwisata dan perekonomian. Dengan wilayah yang relatif kecil dan populasi 4,4 juta jiwa, Bali secara konsisten menyelenggarakan dua event seni bergengsi: PKB sebagai wahana seni tradisi dan FSBJ sebagai wadah seni modern-kontemporer.

Melalui PKB dan FSBJ, Bali menciptakan dua panggung besar bagi para pelaku seni, satu untuk seni tradisi dan satu untuk seni modern. Keduanya merupakan strategi kebudayaan yang konkret dan konsisten dalam memperkuat identitas Bali di tengah arus globalisasi.

“Tidak ada pilihan lain bagi Bali jika ingin bertahan,” tandasnya.

Satu-satunya cara adalah komit menjaga dan merawat budaya kita. Lewat PKB dan FSBJ, para seniman kita semakin berkualitas, karya-karyanya semakin unik, dan penontonnya semakin banyak.

“Inilah yang membuat budaya Bali hidup dan akan terus berlanjut,” imbuhya. (*)

Read more

Local News