Selasa, Juli 22, 2025

Festival Cokelat Nglanggeran 2025, Usung Semangat Petani Lokal

Share

PanenTalks, Gunungkidul – Festival Cokelat Nglanggeran 2025 digelar di kawasan Taman Teknologi Pertanian Embung Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Festival ini berlangsung selama 3 hari mulai Jumat, 18 Juli hingga Minggu, 20 Juli 2025.

Event ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Bertema “Cokelat Lokal Berdaya Saing Global”, deretan program hadir menjadi daya tarik.

Sejumlah program edukatif, pameran, lomba, hingga hiburan rakyat mewarnai festival yang juga masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Syam Arjayanti mengatakan, festival ini bertujuan meningkatkan minat masyarakat terutama generasi muda untuk terlibat dalam budidaya dan pengolahan kakao.

“Kami ingin mendorong tumbuhnya young entrepreneur di bidang pertanian, khususnya pada komoditas kakao-cokelat,” ujarnya.

Stand Petani di Festival Cokelat. (dok:pemkabgunungkidul)
Sentra Budidaya Kakao

Ia menambahkan, Kalurahan Nglanggeran merupakan salah satu sentra budidaya kakao potensial di Gunungkidul. Di wilayah ini, selain banyak petani yang menanam kakao, juga telah tumbuh berbagai unit pengolahan seperti TTP (Taman Teknologi Pertanian), Griya Coklat, Joglo Coklat.

“Berbagai merek lokal seperti Gunkid, Omah Kakao, dan Bingkon Cokelat berasal dari wilayah ini,” paparnya.

Mewakili Gubernur DIY, Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik, Dr. Sukamto mengapresiasi kemajuan petani kakao di Gunungkidul. “Masyarakat tidak hanya mampu membudidayakan kakao, tetapi juga memproduksi cokelat berkualitas tinggi yang mampu bersaing secara global,” kata Sukamto.

Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian RI, Ir. Baginda Siagian menyebut Indonesia masih berada di peringkat keempat sebagai eksportir kakao dunia. “Kita berkomitmen dalam mendukung pengembangan komoditas kakao, termasuk di Yogyakarta ini,” tegasnya

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. “Event ini menjadi motor penggerak kemajuan pertanian dan pariwisata di Gunungkidul,” ujarnya.

Dalam pembukaan acara, sejumlah kelompok petani dan UMKM kakao menerima merek kolektif produk cokelat lokal seperti Choger, Mandclat, Conklang, Gunkid, dan Salpicho.

Pemerintah juga menyalurkan bantuan 50.000 batang bibit kakao kepada kelompok tani di wilayah Patuk, Ponjong, Karangmojo, Playen, dan Panggang, untuk mendukung program peremajaan tanaman di lahan seluas 50 hektare.

Beberapa kelompok tani turut meraih penghargaan dalam lomba kebun dan uji mutu biji kakao, seperti Kelompok Tani Ngudi Raharjo 2 dari Patuk dan Kelompok Tani Ngudi Rejeki dari Kulon Progo.

Geopark Night Specta

Bersamaan dengan festival cokelat, berlangsung Geopark Night Specta Vol. 7.0 yang bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan geologi dan budaya lokal Gunung Sewu UNESCO Global Geopark. Kegiatan ini berisi lomba poster Geopark tingkat SMP dan SMA. Yang diikuti penanaman pohon, kesenian lokal, talk show, hingga konser gamelan orkestra.

Penampilan grup musik Letto di panggung utama, menjadi penutup dari festival yang menyatukan cita rasa lokal dan keindahan alam Gunungkidul. (*)

Read more

Local News