Minggu, November 16, 2025

Generasi Muda Lestarikan Bahasa Ibu di Tengah Arus Globalisasi

Share

PanenTalks, Denpasar – Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mendorong pentingnya pelestarian bahasa daerah sebagai bahasa ibu di tengah derasnya arus globalisasi.

Dorongan ini disampaikan Sekda saat menghadiri Festival Tunas Bahasa Ibu Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali pada Jumat (11/10) di Hotel Nirmala, Denpasar.

Kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari jenjang SD dan SMP se-Bali ini bertujuan menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa, sastra, dan aksara daerah sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya Bali.

Sekda Dewa Made Indra menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada anak-anak yang antusias mengikuti berbagai lomba bahasa, sastra, dan aksara Bali.

Ia menegaskan, festival ini adalah salah satu bentuk nyata upaya pelestarian bahasa daerah sebagai bahasa ibu.

“Penting bagi kita untuk menanamkan kebiasaan menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari agar tidak tergeser oleh bahasa asing,” ujar Dewa Indra.

Ia menambahkan, meski menguasai bahasa nasional dan bahasa asing merupakan nilai tambah, mempertahankan bahasa daerah sebagai bahasa ibu adalah kewajiban moral dan budaya.

Menurutnya, bahasa, aksara, dan sastra merupakan wujud budaya yang memperkuat tradisi sekaligus mendukung visi pembangunan Bali yang berlandaskan Nangun Sat Kerthi Loka Bali.Dewa

Indra mengakui, menjaga eksistensi bahasa ibu bukanlah hal mudah di tengah tantangan globalisasi, sehingga berbagai upaya pelestarian perlu terus didukung dan diapresiasi.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Elis Setiati, melaporkan Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 dilaksanakan sebagai wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan ekspresi dan kreativitas.

“Melalui festival ini, anak-anak diharapkan mampu menggali potensi diri sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap bahasa ibu sebagai bagian dari jati diri bangsa,” jelas Elis.

Apresiasi juga disampaikan oleh Kepala Subbagian Tata Usaha Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Sri Haryanti, yang menilai festival ini sebagai langkah positif dalam menjaga keberlangsungan bahasa, sastra, dan aksara daerah.

Menutup sambutannya, Sekda Dewa Made Indra mengingatkan bahwa bahasa mencerminkan karakter dan identitas diri.

“Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan tata krama, sopan santun, dan etika. Karena itu, pelajaran bahasa perlu terus ditanamkan sejak dini,” pungkasnya.(*)

Read more

Local News