Jumat, Oktober 3, 2025

Geopark Yogya, Destinasi Baru Kebanggaan Nasional

Share

Kawasan Gumuk Pasir Parangtritis, salah satu Geopark Yogya. (dok:geoparkjogja)

PanenTalks, Yogyakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Geopark Yogya sebagai Geopark Nasional pada tahun 2025.

Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 171.K/GL.01/MEM.G/2025 yang diterbitkan pada 7 Mei 2025.

Pemerintah Provinsi DIY menerima sertifikat pengakuan ini dalam acara Rakornas Geopark Indonesia di Bandung, yang secara signifikan memperkuat status Geopark Yogya sebagai taman bumi berstandar nasional.

Menurut laman resmi Badan Otorita Borobudur Kemenparekraf, Geopark Yogya mencakup wilayah Sleman, Gunungkidul, dan Kulon Progo, yang dikenal dengan keragaman geologinya yang luar biasa, termasuk formasi batuan vulkanik, karst, dan lanskap purba.

Geopark Nasional Yogya ini terdiri dari 15 situs Warisan Geologi (Geosite), 5 situs Keanekaragaman Hayati (Biosite), dan 4 situs Keragaman Budaya (Cultural Site).

Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi dan sinergi berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, komunitas lokal, perguruan tinggi, hingga para pegiat pelestarian lingkungan dan budaya.

Tiga zona geologi utama yang merefleksikan sejarah bumi di kawasan ini adalah Gunung Merapi, Gunung Sewu, dan Pegunungan Menoreh, di mana masyarakat setempat secara aktif menjaga keragaman hayati dan nilai budaya lokal di setiap area tersebut.

Bukit karst Gunungkidul, termasuk dalam Geopark Yogya. (dok:badanotoritaborobudurkemenparekraf)

Saat penilaian, Tim Penilai Geopark Nasional meninjau langsung kawasan dan berinteraksi dengan pemangku kepentingan lokal. Mereka menilai aspek konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.

Tim tersebut menyusun laporan kelayakan yang mendukung keputusan resmi dari Kementerian ESDM. Penilaian ini menunjukkan keseriusan daerah dalam mengelola warisan geologi.

Pemerintah daerah dan masyarakat di DIY memanfaatkan status geopark untuk meningkatkan pariwisata berkelanjutan. Wisatawan menjelajahi geowisata sambil belajar sejarah bumi dan budaya setempat.

Sementara itu usaha lokal seperti homestay, kuliner, dan kerajinan rakyat tumbuh di sekitar kawasan geopark. Sinergi antara pelestarian alam dan ekonomi kreatif memperkuat kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Provinsi DIY memimpin pengembangan Geopark Yogya sebagai ruang edukasi dan konservasi jangka panjang. Pemda juga melibatkan komunitas, akademisi, dan swasta dalam pengelolaan kawasan.

Selain itu tim teknis dari pemda juga mengembangkan platform digital untuk promosi dan edukasi geopark. Langkah ini memperluas jangkauan informasi dan mendekatkan geopark dengan generasi muda.

Setelah meraih status nasional, pengelola Geopark Yogya bersiap mengajukan ke UNESCO Global Geopark. Tim akan memperbaiki dokumentasi dan memperkuat jaringan internasional sebagai syarat UNESCO. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News