Senin, Agustus 18, 2025

GKR Hemas: Potensi Jadi Daerah Pertanian Berkualitas Tinggi!

Share

PanenTalks, Kulon Progo – Anggota DPD RI, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas melakukan kunjungan kerja dalam masa reses ke Kalurahan Triharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (29/7). Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat serta mendorong percepatan pembangunan berbasis budaya dan penguatan sektor pertanian.

Penampilan Seni Tari Merak dari Sanggar Dewa Mambang mengawali acara di Padukuhan Seworan, Kalurahan Triharjo. Dengan gerak yang lincah dan semangat yang membara, mereka menyuguhkan nuansa tradisional yang penuh warna. Yang menjadi simbol awal dari komitmen desa dalam membangun identitas budaya secara nyata. Penampilan ini menjadi pembuka yang hangat dan penuh makna, sekaligus menunjukkan kekayaan budaya di Kalurahan Triharjo.

Dalam sambutannya, Lurah Triharjo, Suyanto menyampaikan bahwa pihaknya memiliki tekad kuat untuk meningkatkan kualitas desa. Baik dari aspek kebudayaan maupun pertanian. Ia menegaskan bahwa kunjungan Kanjeng Ratu Hemas menjadi motivasi tersendiri bagi warga Triharjo. Ia berharap kunjungan ini menjadi titik awal bagi Triharjo untuk menjadi Desa Mandiri Budaya (DMB). Sekaligus menjadi desa yang juga unggul dalam sektor pertanian.

“Kalurahan Triharjo saat ini masih dalam kategori tumbuh, yang merupakan tingkatan paling bawah. Kami berharap dengan kunjungan Kanjeng Ratu Hemas ini, desa kami bisa naik kelas menjadi Desa Mandiri. Bahkan Desa Mandiri Budaya,” ungkap Suyanto.

Bantuan Alat Pertanian

Selain penguatan identitas budaya, sektor pertanian menjadi perhatian utama dalam pertemuan tersebut. Suyanto mengungkapkan bahwa desa masih mengalami keterbatasan alat pertanian, khususnya traktor. Kekurangan ini sempat menyebabkan keterlambatan musim tanam, yang berdampak pada penurunan hasil panen tahun ini.

GKR Hemas saat berdialog dengan warga di Kalurahan Triharjo. (dok:pemkabkulonprogo)

“Saat musim tanam kemarin, beberapa wilayah di Kalurahan Triharjo mengalami keterlambatan karena kekurangan traktor. Akibatnya, hasil panen padi tahun ini tidak maksimal,” jelasnya.

Suyanto berharap dengan adanya reses ini dapat membawa manfaat nyata untuk masyarakat Kalurahan Triharjo, termasuk bantuan alat pertanian untuk mendukung produktivitas warga.

“Semoga nanti apa yang kita cita-citakan khususnya masyarakat Kalurahan Triharjo dapat tercapai dan terealisasikan,” harap Suyanto.

Sementara itu, Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Parwoto dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kunjungan GKR Hemas. Ambar menyampaikan sebagai langkah penting dalam memperkuat sinergitas antara pemerintah daerah, pemerintah desa, dan masyarakat.

“Kegiatan ini menjadi momentum untuk menyerap aspirasi langsung dari masyarakat serta menjembatani harapan mereka dengan kebijakan pemerintah. Harapannya, potensi dan inovasi yang ada di Kalurahan Triharjo dapat terus berkembang,” ujar Ambar.

Ambar juga berharap agar dialog ini menjadi jembatan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Kalurahan Triharjo. Ia juga menyampaikan komitmen Pemkab untuk mendorong pemerataan bantuan alat pertanian agar tidak terjadi ketimpangan antarwilayah.

Menanggapi hal tersebut, GKR Hemas menyampaikan pentingnya penguatan budaya lokal sebagai identitas desa. Ambar menegaskan bahwa gagasan konsep Desa Mandiri Budaya telah ada sejak 2012. Program desa budaya sudah menjadi bagian dari kebijakan daerah, dan memiliki indikator jelas.

“Ada beberapa syarat untuk jadi Desa Mandiri Budaya, di antaranya adanya kegiatan seni rutin, kekayaan karya tari yang khas, pelestarian alat musik tradisional seperti gamelan. Dan keberadaan sanggar-sanggar budaya,” terangnya.

Petani Milenial

Selain penguatan budaya, sektor pertanian juga menjadi perhatian utama. Menurut GKR Hemas, ketahanan pangan adalah fondasi penting dalam meningkatkan kemandirian ekonomi rakyat. Pengembangan pertanian modern dengan dukungan teknologi menjadi kunci dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ia juga menyoroti pentingnya regenerasi petani, khususnya menjaga semangat petani milenial agar tidak meninggalkan sektor pertanian.

“Anak-anak muda sekarang bisa bertani dengan sistem irigasi pintar, cukup lewat HP. Dengan cara bertani yang lebih sistematis, dengan teknologi yang lebih maju, pertanian kitab isa lebih unggul dari daerah lain,” pungkas GKR Hemas.

Sesi dialog interaktif antara GKR Hemas dan warga masyarakat Triharjo yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme menutup acara ini. Aspirasi dari warga menjadi masukan berharga dalam merumuskan arah kebijakan pembangunan ke depan, baik di bidang budaya maupun pertanian.

“Ternyata memang masih banyak hal yang perlu kita dorong bersama, khususnya dalam mendorong daerah menjadi Desa Mandiri Budaya dan memperkuat sektor pertaniannya,” ujar GKR Hemas.

GKR Hemas menyoroti bahwa meskipun masih banyak kekurangan alat pertanian seperti traktor, Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi pertanian yang unggul.

“Kalau bicara ketahanan pangan seperti arahan Bapak Presiden, maka Kulon Progo dengan luas tanah pertaniannya harusnya bisa menjadi daerah pertanian dengan kualitas tinggi. Ini peluang besar dengan tanah pertanian yang lebih luas dari Kabupaten lain, Kulon Progo memiliki potensi besar,” tegas GKR Hemas. (*)

Table of contents [hide]

Read more

Local News