PanenTalks, Jakarta – Gubernur Ahmad Luthfi menekankan Provinsi Jawa Tengah tidak ada premanisme. Garansi jaminan keamanan dan kepastian hukum diberikan pada semua investor masuk di wilayah ini.
“Keuntungan investor berinvestasi di Jateng mulai keamanan karena tak ada premanisme, kepastian hukum, kemudahan tahapan perizinan secara online, ketersediaan tenaga kerja profesional, hingga hingga upah kompetitif,” ungkap Mantan Kapolda Jateng tersebut, Selasa 15 April 2025 saat menghadiri Indonesia Investment Summit di Swissotel PIK Jakarta
Selain itu, kata dia, investor akan mendapat ukungan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menyasar pada infrastruktur pada 2025, dan swasembada pangan di 2026.
“Investor tidak boleh diganggu, tak ada premanisme. Malpraktek, premanisme minta-minta tidak boleh. Semuanya sesuai hukum,” tegas Ahmad Luthfi.
Ia menegaskan, tidak boleh ada organisasi massa atau siapapun melakukan tindakan premanis memengganggu investasi. Ia telah menerapkan hal itu semenjak aktif di kepolisian. Jika ada mengganggu, perusahaan bisa langsung melapor.
Alasan lain mengajak bedhol pabrik ke Jateng adalah upah bisa dikompromikan secara tripartit antara perusahaan, buruh dan pemerintah. Hal itu sesuai dengan ketentuan hubungan industrial.
Ahmad Luthfi mengatakan, perihal perizinan semua dilakukan secara online. Aturan itu menghindari birokrasi berbelit dan permainan di “balik meja”. Investor juga bisa memantau progres perizinan dan jika ada sumbatan maka bisa segera lapor. Di sisi lain kepala dinas siap mengawal perizinan tersebut.
Kondisi infrastruktur jalan, terutama jalur-jalur ekonomi juga menjadi prioritas perbaikan dan perawatan, sehingga distribusi barang akan lancar dan menguntungkan secara bisnis.
Ketua Asian Trade Tourism and Economic Council (ATTEC), Budiharjo Iduansjah mengapresiasi langkah Gubernur yang siap dengan kehadiran investor. Kegiatan diprakarsai ATTEC itu menjembatani investor dengan semua daerah di Indonesia.
“Jateng punya lahan sangat luas. Sangat tepat untuk industri apa saja,” kata Budiharjo. (*)